Halaman

Selasa, 19 Mei 2015

Jika Cinta Tinggal di Suatu Tempat



Cinta, Sarang, Love, Tresno. Beberapa kata dari beberapa bahasa yang mempunyai arti sama. Kemudian, mampukah aku mengartikannya?

Aku, si penikmat drama korea yang masih saja naif dengan kata itu. berusaha menghindar, meski sesekali aku merindukannya. Cinta dan jatuh cinta, aku merasakan dan mengalaminya. Aku mencintai keluargaku dan tentu saja aku pernah jatuh cinta. Pengalaman jatuh cinta dan perjalanan cinta yang pernah aku alami mengantarkan pada suatu kesimpulan bahwa cinta itu tinggal disuatu tempat. Cinta itu diam dan mendiami suatu tempat yang tidak bergerak. Iya, aku pikir seperti itulah cinta.

Cinta boleh saja tinggal disuatu tempat. Tapi ini berbeda dengan waktu. Dia cepat sekali berlalu. Kemudian aku menghitung mundur, berapa lama cinta itu tinggal disuatu tempat. Melangkah kembali menyusuri jejak-jejak waktu yang tanpa sadar aku melewatinya begitu saja. Hingga suatu saat aku berada dititik dimana cintaku itu tinggal. Dan aku menerima kenyataan bahwa cintaku itu sudah tidak ada di tempat itu. Cinta itu telah hilang dari sudut tempat yang dulu aku jumpai. 

Sesaat, saya menarik nafas panjang, dan kembali melihat sekitar tempat itu, berharap cinta itu hanya bersembunyi di suatu sudut lain di tempat itu. dan ternyata sama saja, di tempat itu, tidak ada lagi cinta itu. Memutuskan untuk kembali melangkah dengan bayang-bayang cinta itu. Hingga aku berkata dalam hati “Jika kita terlahir kembali di kehidupan kita selanjutnya, mari kita terlahir dengan kesamaan tempat, kedudukan, status, dan kesamaan yang membuat kita bersama. Atau Mari kita terlahir kembali sebagai seseoarang yang tidak pernah bertemu sama sekali”. Aku berharap terlahir kembali sebagai salah satu dari kedua takdir itu.

Perjalanan waktu semakin menjauhkan aku dengan cinta itu. Dalam perjalananku itu, entah berapa puluh drama korea yang bertemakan cinta, impian, persahabatan, dan perjuangan telah aku tonton. Drama sad ending, Happy ending, ataupun drama yang berakhir menggantung. Semua drama itu menjadi penghibur saat aku kehilangan cinta itu. Dan Sekarang aku sadar bahwa “cinta itu tidak tinggal di suatu tempat”.

Tentu saja cinta itu tidak tinggal disuatu tempat. Kenapa selama ini aku terlalu naif bahwa cinta itu tetap tinggal disuatu tempat? Bukankah jika cinta tinggal disuatu tempat, maka semua orang itu akan menikah dengan cinta pertamanya. Dan di dunia ini, tidak banyak orang bercerita tentang kesuksesan cinta pertamanya. Mungkin itulah mengapa tidak banyak drama yang menyajikan kesuksesan cinta pertama. 

Cinta pertama, bukan tentang seseorang yang dicinta itu tampan/cantik, pintar, atau apalah. Tapi karena cinta itu dia. Itu saja. cinta tanpa pertimbangan. 

Kau tahu kenapa cinta itu tidak tinggal di suatu tempat? Tidakkah kau melihat sungai? Saat ini sungai tetap mengalir, bahkan saat dua hari yang lalu masih beku dan benar-benar beku.  Mungkin sungai itu mempunyai cerita tentang kesedihan. Beku kemudian mencair. Membentuk kebencian kemudian melepaskannya. Karena dia beku oleh kesedihan, maka sudah menjadi naluri alami jika mengalir oleh air mata. Jika dia beku lagi, dan tidak akan mencair setelah itu, bahkan jika musim dingin yang sangat kejampun, dia tidak akan bertahan lebih dari 3 bulan. Kau tau maksduku bercerita tentang sungai itu? bukan tentang sungainya. Tapi airnya. Air yang tidak hanya tinggal di suatu tempat. Lalu kau pikir cinta seperti air? 
Tentu saja tidak. Cinta berbeda dengan air. Tapi ada sisi kesamaan diantara keduanya. Cinta dan air akan menemukan ceritanya sendiri. cerita kehidupan ternyaman dan aman hingga sampai ke lautan kebahagiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman

Get Code

pop2

pop