Halaman

Sabtu, 30 November 2013

Saya dan Drama


Hello, sekarang 00.20 WIB 1 Desember 2013. Saya masih terjaga, menatap layar PC. Saat ini saya merenung dan terkadang saya juga meratapi nasib. Kehidupanku memang tidak setragis cerita sebuah drama yang biasa saya tonton, tapi terkadang saya terlanjur hanyut dalam deraian air mata yang mengalir deras dari para pemain drama. Malam ini yang ingin saya lakukan adalah membuat diri saya menangis, tertawa, marah, dan juga membuat diri saya bangkit dari segala kemalasan yang selama ini menjeratku.



Akhir-akhir ini saya kembali sibuk dengan dunia drama. Dunia yang mengantarkanku pada hobi menulis. Drama-drama itu memang hanya sebatas drama, cerita yang ada di dalamnya bahkan tidak pernah  saya jumpai dikehidupan nyata. Lagi-lagi drama itu hanya menghiburku ketika saya jenuh, membuat saya tertawa ketika saya sedih, membuat saya ikhlas ketika saya gagal, dan juga terkadang membuat saya sedih ketika saya sedang bahagia.


Apa yang ada di drama terkadang memang bertolak belakang dengan keadaan yang sedang saya rasakan. Saat saya merasa lelah dengan hidup, saya mendapat kekuatan kemarahan dari drama yang membuat saya kembali bangkit, dan ketika saya bahagia, terkadang drama itu mengingatkanku dengan cerita-cerita tragis yang mengajarkan saya untuk bersyukur.

Dibandingkan dengan kutipan dari tokoh-tokoh terkenal dan motivator, kutipan dari drama yang saya tonton terasa lebih masuk akal. Itulah kenapa saya menempatkan drama-drama itu sebagai motivator dalam hidupku.  Drama itu mengajarkan saya banyak hal, mengajarkan saya menerima kegagalan, bangkit dengan sisa-sisa kemarahan, bersyukur ketika berhasil, menangis ketika bahagia, dan juga drama itu terkadang membawa saya keluar dari duniaku selama ini.
Sebelumnya saya tidak suka menulis, saya juga tidak terbiasa mencurahkan perasaanku pada selembar kertas, apalagi mencurahkan semua perasaanku dan juga pemikiranku dengan bahasa verbal. Saya hanya membaginya untuk diri saya sendiri. Tapi, sejak saat itu, beberapa drama mengajarkan saya untuk saling berbagi tentang apa yang sedang dirasakan. Dan mulai saat itu saya membaginya dalam sebuah tulisan. Tulisan ini mungkin juga akan terabaikan begitu saja, tapi setidaknya dengan menulis saya merasa bahagia.

Beberapa orang, menganggap saya terlalu alay untuk menjadi penggemar cerita dalam drama-drama itu. karena dibandingkan memahami cerita dari novel-novel, saya lebih menyukai memahami cerita-cerita dari drama. Tapi itulah faktanya saya bisa menjadi alay saat saya melihat mendalami karakter yang ada di drama tersebut. Tapi terkadang saya menjadi dewasa ketika drama itu telah memberikan banyak petuah-petuah.


Saya dan drama, itu sudah dimulai sejak saya duduk di bangku SD. Saya tidak tahu kapan tepatnya, yang pasti saat itu saya mulai menyukai drama Asia Timur. Ini lebih dari 10 tahun, bahkan ketika saya terus tumbuh dan dunia juga terus berubah, saya dan drama-drama Asia itu masih saja bersama. Drama itu mungkin bagian dari belahan jiwaku, saat drama-drama itu tidak ada, saya merasa kosong tanpa arah. Meskipun drama lama akan terus terganti dengan drama-drama baru, ingatan saya tentang drama-drama yang pernah saya tonton masih cukup tajam. Karena terkdang saya menjalani kehidupan yang ada dengan petuah-petuah dari drama itu. 

Sampai saat ini, saya belum begitu mengerti kenapa saya tiba-tiba menulis seperti ini. Yang pasti saya hanya ingin mengungkap beberapa pemikiran saya tentang drama. “Kehidupan memang jauh berbeda dari drama yang biasa kamu tonton, tapi terkadang drama itu juga mengajarkan kamu bagaimana untuk menikmati kehidupanmu. Fakta yang ada “kehidupanmu tidak selamanya happy ending, karena ending dari kehidupan lebih tragis daripada sebuah drama”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman

Get Code

pop2

pop