Hello,
sekarang 00.20 WIB 1 Desember 2013. Saya masih terjaga, menatap layar PC. Saat
ini saya merenung dan terkadang saya juga meratapi nasib. Kehidupanku memang
tidak setragis cerita sebuah drama yang biasa saya tonton, tapi terkadang saya
terlanjur hanyut dalam deraian air mata yang mengalir deras dari para pemain
drama. Malam ini yang ingin saya lakukan adalah membuat diri saya menangis,
tertawa, marah, dan juga membuat diri saya bangkit dari segala kemalasan yang
selama ini menjeratku.
Akhir-akhir
ini saya kembali sibuk dengan dunia drama. Dunia yang mengantarkanku pada hobi
menulis. Drama-drama itu memang hanya sebatas drama, cerita yang ada di
dalamnya bahkan tidak pernah saya jumpai
dikehidupan nyata. Lagi-lagi drama itu hanya menghiburku ketika saya jenuh,
membuat saya tertawa ketika saya sedih, membuat saya ikhlas ketika saya gagal, dan
juga terkadang membuat saya sedih ketika saya sedang bahagia.
Apa yang ada
di drama terkadang memang bertolak belakang dengan keadaan yang sedang saya
rasakan. Saat saya merasa lelah dengan hidup, saya mendapat kekuatan kemarahan
dari drama yang membuat saya kembali bangkit, dan ketika saya bahagia,
terkadang drama itu mengingatkanku dengan cerita-cerita tragis yang mengajarkan
saya untuk bersyukur.
Dibandingkan
dengan kutipan dari tokoh-tokoh terkenal dan motivator, kutipan dari drama yang
saya tonton terasa lebih masuk akal. Itulah kenapa saya menempatkan drama-drama
itu sebagai motivator dalam hidupku. Drama
itu mengajarkan saya banyak hal, mengajarkan saya menerima kegagalan, bangkit
dengan sisa-sisa kemarahan, bersyukur ketika berhasil, menangis ketika bahagia,
dan juga drama itu terkadang membawa saya keluar dari duniaku selama ini.
Sebelumnya
saya tidak suka menulis, saya juga tidak terbiasa mencurahkan perasaanku pada
selembar kertas, apalagi mencurahkan semua perasaanku dan juga pemikiranku
dengan bahasa verbal. Saya hanya membaginya untuk diri saya sendiri. Tapi,
sejak saat itu, beberapa drama mengajarkan saya untuk saling berbagi tentang
apa yang sedang dirasakan. Dan mulai saat itu saya membaginya dalam sebuah
tulisan. Tulisan ini mungkin juga akan terabaikan begitu saja, tapi setidaknya
dengan menulis saya merasa bahagia.
Beberapa
orang, menganggap saya terlalu alay untuk menjadi penggemar cerita dalam
drama-drama itu. karena dibandingkan memahami cerita dari novel-novel, saya
lebih menyukai memahami cerita-cerita dari drama. Tapi itulah faktanya saya
bisa menjadi alay saat saya melihat mendalami karakter yang ada di drama
tersebut. Tapi terkadang saya menjadi dewasa ketika drama itu telah memberikan
banyak petuah-petuah.
Saya dan
drama, itu sudah dimulai sejak saya duduk di bangku SD. Saya tidak tahu kapan
tepatnya, yang pasti saat itu saya mulai menyukai drama Asia Timur. Ini lebih
dari 10 tahun, bahkan ketika saya terus tumbuh dan dunia juga terus berubah,
saya dan drama-drama Asia itu masih saja bersama. Drama itu mungkin bagian dari
belahan jiwaku, saat drama-drama itu tidak ada, saya merasa kosong tanpa arah.
Meskipun drama lama akan terus terganti dengan drama-drama baru, ingatan saya
tentang drama-drama yang pernah saya tonton masih cukup tajam. Karena terkdang
saya menjalani kehidupan yang ada dengan petuah-petuah dari drama itu.
Sampai
saat ini, saya belum begitu mengerti kenapa saya tiba-tiba menulis seperti ini.
Yang pasti saya hanya ingin mengungkap beberapa pemikiran saya tentang drama.
“Kehidupan memang jauh berbeda dari drama yang biasa kamu tonton, tapi
terkadang drama itu juga mengajarkan kamu bagaimana untuk menikmati kehidupanmu.
Fakta yang ada “kehidupanmu tidak selamanya happy ending, karena ending dari
kehidupan lebih tragis daripada sebuah drama”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar