Hei... Retno Ristianingrum kenapa kau selalu
membandingkan dirimu sendiri dengan orang lain ? tidakkah kamu lelah dengan
semua itu? Setiap orang itu berbeda, dan takdir setiap orangpun juga berbeda. Bukankah
sudah seharusnya kau segera bertindak sesuai dengan kemampuanmu dan melakukan
yang terbaik dari apa yang kau bisa??? Segeralah melakukan yang terbaik dan
lakukan hingga akhir. Jangan sampai kau menyesalinya kemudian hari.
Hidup itu bukan hanya sekedar duduk cantik di
depan layang HP dan Laptop lantas terkoneksi dengan jejaring sosial yang
sebenarnya semu. Kehidupan itu jauh lebih luas dari itu. Kau tidak hanya
berteman dengan mereka yang hidup di jejaring sosial. Kehidupan itu tidak
sekedar berkirim pesan lewat jejaring sosial dan saling berkomentar di layanan
itu. Kehidupan di luar sana lebih keras dari jejaring sosial. Kau harus
mengenal orang lain secara nyata.
Bertemu dan berkenalan dengan orang sekitar.
Saling menyapa dengan orang yang kau kenal di jalanan. Bukankah kau punya mimpi
untuk berpetualang. Jalan itu tidak hanya sepanjang Gombong – Semarang sejauh
200 Km. Ada jalan lebih panjang yang harus kau lewati. Bukankah kau juga pernah
bermimpi menikmati musim gugur di Barcelona, musim semi di Amsterdam, musim panas
di Kopenhagen, dan musim dingin di IL-San.
Kenapa kau hanya puas menikmati kota-kota itu
lewat Hp dan PC yang terkoneksi internet???
Seseorang berkata, jika impianmu terlalu tinggi
dan kau tidak bisa melompat untuk meraihnya, saat kau terjatuh itu akan sakit ?
kenapa aku mempercayai itu? Berhentilah
hidup di zona nyaman, bukankah mereka yang hidup di zona nyaman itu cenderung
statis? Tunjukan bahwa kamu bisa hidup di kehidupan yang dinamis seperti pemikiran-pemikiranmu
selama ini. Impian seseorang itu selalu dipandang salah oleh orang lain. Tidak ada impian yang nyata dimana orang. Bukankah yang ada dipikiran kamu dan impian-impian kamu juga tidak pernah
dipandang nyata oleh orang lain ? jadi kenapa kamu takut ? hei... hidupmu itu kamu yang menentukan dan
kamu juga yang bertanggung jawab. Bukankah kamu juga selalu penasaran dengan
apa yang ada di luar sana.
Jangan hanya hidup di zona nyaman. Ketidak
nyamanan itu akan memberikan kamu banyak pelajaran dan membentuk kehidupan
kamu. Berhenti merengek dan mengeluh. Berhenti jadi orang pendiam dan angkuh.
Kau harus ramah agar punya banyak teman. Kau sering dibilang sombong bukan? Kau
tau jika kau diangap seperti itu karena kau sendiri yang tidak pernah memahami
mereka. Hidup itu bukan sekedar memahami diri sendiri dan keluarga. Banyak yang
harus kau pahami : diri kamu sendiri, keluargamu,temanmu, sahabatmu, lingkungan
sekitarmu, dan juga MUSUHmu.
Itulah mengapa menjadi orang dewasa itu susah. Kau
ingin menjadi orang yang dewasa bukan ? Kau tau makna menjadi dewasa itu apa ?
Menjadi dewasa sama artinya dengan menerima orang lain hadir di kehidupan kamu.
Tidak peduli orang itu lama tau hanya singgah sebentar dikehidupanmu. Kamu
harus bisa memahami orang-orang itu. Menjadi dewasa sama artinya dengan
berbagi. Saat kamu kecil bukankah kau sudah belajar berbagi ? berbagi jajanan
sekolah yang kau makan dengan teman disampingmu. Saat kau dewasa berbagi tidak
hanya sekedar materi. Saat kau dewasa kau tidak hanya berbagi tentang materi
yang kau miliki, tapi juga harus berbagi pemikiran, perasaan, pengalaman, dan
kebahagiaan. Itulah kenapa menjadi orang dewasa itu susah. Mulailah berbagi
sebisa dan semampumu. Dewasa itu tidak selamanya bahagia. Di titik inilah
manusia benar-benar belajar sebelum menjadi tua.
Saat kau kecil, mungkin kamu hanya membayangkan
saat bahagia menjadi orang dewasa. Tapi saat kau tumbuh menjadi orang dewasa,
apa yang kamu pikirkan tentang masa kecil ? Sebagian besar manusia saat dewasa
merindukan masa dimana mereka masih menjadi anak ingusan, seorang anak kecil
yang tidak dipusingkan dengan urusan ini dan itu. Setiap hari hanya bermain,
belajar dan bermimpi menjadi anak yang pintar. Impian sederhana anak kecil
hanya sebatas itu. Impian terbesar saat mereka kecil adalah bahagia ketika
dewasa. Mempunyai teman dekat/pacar, cita-cita yang terwujud, berlibur
ketempat-tempat impian, dan membanggakan orang tua. Impian sederhana dan polos
ketika kecil, bisakah kau mewujudkannya sekarang ? Menjadi orang yang pintar
dengan menempuh pendidikan tinggi, menjadi perempuan cantik, berpakaian yang
bagus, dan mempunyai banyak teman dan tentunya kekasih. Bisakah semua itu kau
wujudkan ?
Berhentilah hidup di impian yang kosong. Kamu
harus memulai hidup di dunia nyata. Ingat beranjaklah dan jauhi zona nyaman.
Impian ketika kecil adalah impian yang murni, saat
itu impian belum dihadapkan dengan realita kehidupan yang ada di lapangan. tapi
ketika dewasa impian berubah seiring dengan kemampuan berpikir dan realita yang
dilihat di lapangan. Saat saya kecil, saya juga mempunyai mimpi yang sangat
menggebu. Bukan tentang saya ingin menjadi apa, tapi tentang saya yang memimpikan
apa. Ketika kecil dan saya melihat sebuah peta, saat itu pula impian terbesar
saya muncul. Yang terlintas dalam benak saya adalah saya akan mengunjungi
tempat-tempat itu, entah itu Indonesia, Asia, Eropa, Afrika, Australia, atau
Amerika. Saat saya kecil, saya tidak berpikir bagaimana saya bisa mengunjungi
tempat tempat itu. Yang ada adalah saya memupuk mimpi itu di setiap perjalanan
hidupku. Hingga akhirnya saya berumur 18 tahun dan saya menyadari impian
kosongku ketika kecil.
Retno Ristianingrum yang berumur 18 tahun. Saat
itu saya duduk di penghujung SMA. Saat itulah fase pendewasaan diriku dimulai. Saat
itu saya dihadapkan dengan suatu keadaan dimana “ SAYA HARUS JADI APA?” Bahkan
ketika kecilpun saya tidak pernah bermimpi saya mau menjadi seorang apa.
Menjadi seorang Dokter, Pramugari, Perawat, Bidan ?? saya tidak pernah
memikirkan saya akan menjadi apa. Saya hanya memimpikan saya akan melakukan
perjalanan kebeberapa tempat di INDONESIA dan juga belahan bumi lainnya. Impian
saya sampai umur 18 tahun hanya itu. Saya tidak tahu harus menjadi apa supaya
saya bisa mencapai Impian itu. Ahhh mungkin tidak hanya sampai umur 18 tahun,
bahkan sekarang, ketika saya sudah berjalan jauh dan semakin mendekati umur 23
tahun. Sampai saat ini saya masih memimpikan impian kosong masa kecil saya, dan
sampai saat ini pula saya tidak tahu saya akan menjadi apa.
greget ret, greget :p
BalasHapusambisi, greget dan optimisme itu penting :D
tapi saya gag punya itu.....
BalasHapus