Halaman

Kamis, 25 Juni 2015

Depresi Tingkat Tinggi


Kau tahu ada kehidupan yang benar-benar ingin sekali aku ulang? Hmmm masa SD, sebuah periode waktu dimana beban terberatku hanya sebagtas mendapatkan nilai baik saat ulangan dan ujian. Saat ini aku telah menginjak 24 th. Suatu umur yang banyak disebut sebagai “Dewasa”. Tentu saja akarena aku sekarang bukanlagi remaja apa lagi anak-anak. Lalu, sudahkah aku dewasa?

Aku belum mampu menjawab pertanyaan itu. Terkadang aku menganggap diriku ini telah dewasa. Bagaimana tidak, saat ini bahkan aku telah melakukan sebuah perjalanan jauh yang cukup melelahkan selama satu tahun ini. Flores, sebuah pulau yang terbentang jauh dan sangat jauh dari tanah jawa. Ada banyak sisi sehingga aku menyebut diriku sendiri telah dewasa. Tapi disisi lain dari diriku aku benar-benar masih mempertahankan sisi manja anak-anak remaja. Bukan karena aku memperthankan sisi itu. Hanya saja tanpa sadar sisi itu tetap diam dan enggan beranjak dari diriku saat ini.


Aku menghargai sebuah peroses tumbuh. Bagaimana seseorang itu tumbuh dan hidup menjadi orang-orang hebat. Aku benar-benar menginginkan aku bisa menjalani kehidupan yang seperti itu. tapi pada kenyataannya kehidupanku itu tidak seperti orang-orang itu. seringkali kehidupan yang aku jalani saat ini hanya dibumbui oleh rasa ini itu tanpa aksi dan realisasi. Kehidupanku hanya sekedar memandang sisi enak dari kehidupan seseorang dan membandingkannya dengan kehidupanku. Sering sekali aku menyimpulkan bahwa kehidupanku pahit dan kehidupan orang-orang itu terlihat sangat manis. Rasa iri ini lebih dominan dari apapun. 

Kau tahu aku ini sangat rakus? Aku benar-benar tidak mengerti kenapa aku hidup seperti ini. Kehidupanku masih saja disibukan dengan melihat sisi lain dari kehidupan seseorang di sekitarku. Kau tahu apa artinya? Kau benar! Aku tidak pernah melihat sisi lain dari kehidupanku. Aku hanya melihat dari mata dan mematenkannya di hati. Aku melihat secara nyata, kemudian aku iri dengan segala pencapaian dan tindak-tanduk orang di sekitarku. Aku hanya sibuk membandingkan kehidupanku dengan kehidupan orang lain. Dan kau tahu hasil besar apa yang aku dapatkan? Rasa iri, tidak puas, putus asa, dan kau tahu berakhir seperti apa? Depresi akut!

Pertumbuhan menjadi dewasa aku lalui dengan banyak sekali realita kehidupan yang sebenarnya muncul karena pikiranku sendiri. bertengkar lalu berbaikan, dingin membeku kemudian mencair dengan deraian air mata. Dan yang paling kejam adalah “aku selalu memposisikan diriku menjadi bagian paling teraniaanya!

Entah berapa orang yang telah menangis karena sikapku. Entah berapa kali hubungan pertemanan yang mendingin karena sikapku. Terkadang aku sadar kenapa aku bersikap seperti ini. Tapi tragisnya aku bahkan tidak ada waktu untuk menyalahkan diriku sendiri !




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman

Get Code

pop2

pop