Saya pikir
hidupku waktu itu cukup keren. Tahun lalu, Oktober 2013. Saya mempunyai
sebuah harapan yang sekarang sudah terwujud. Iya kala itu, saya berdoa dan
memohon untuk bisa lulus sebelum 29 JANUARI 2014. Dan ternyata harapan itu
menjadi kenyataan, iya... saya sudah dinyatakan LULUS dan tercatat bukan
mahasiswa Geo Unnes lagi, tepat satu hari sebelum 29 JANUARI 2014. Ya, saya sudah lulus dan saya bukan
mahasiswa. Lega, perjuangan panjang melelahkan itu berkahir. Berakhir. Waktu
itu saya hanya berpikir perjuangan itu berakhir.
29 Januari 2014.
Waktu masih menunjukan 00.01 WIB. Waktu itu saya masih terjaga di sudut ruang
kecil, dan menatap layar yang menampilkan dunia yang selama ini menghiburku.
Yaaa... 28 Januari yang merupakan akhir, telah berlalu dan saya menyadari itu.
Ketika 29 Januari menggantikan 28 Januari yang telah berakhir, saat itu saya
tersadar bahwa 29 Januari 2014 merupakan awal, awal dari semuanya. Hari itu,
hari dimana saya bahkan lupa bagaimana mengucapkan kata SELAMAT bahkan untuk
diri saya sendiri yang telah berhasil LULUS.
29 Januari 2014,
hari dimana saya merasa langkah yang telah saya tempuh selama 4,5 Tahun di
GUNUNG itu sangat singkat, sangat menyenangkan, dan jujur saya enggan meninggalkan
jalanan itu, gedung itu, ruang ini, dan semuanya. Saya enggan melangkah menjauh
dari semuanya. Ternyata Enggan itu hanya sesaat, ketika saya melihat orang yang
jauh dari gunung itu menggantungkan harapan yang tinggi, akhirnya saya
melangkahkan kaki dengan segenap ketidak tahuan untuk berburu kebahagian dengan
mereka, kebahagian yang sesungguhnya mendorong saya kejurang kecemasan yang
teramat dalam. Kebahagiaan “26 Februari 2014”, kebahagiaan yang mereka sebut
itu Ulang Tahun dan juga Wisudaku.
Saya melangkahkan
kaki dan menyusuri jalanan itu dengan rasa takut yang luar biasa, meski hanya
sekedar mendaftarkan diri sebagai peserta WISUDA Periode pertama 2014. Iya 29
Januari 2014. Hari Pertama nama saya tercantum dalam daftar Wisudawan Unnes
Periode pertama “26 Februari 2014”. Beberapa orang mengucapkan selamat untukku
kala itu. Beberapa dari mereka mengatakan turut BERBAHAGIA. Saya tentu saja
harus mengucapkan terima kasih. Tapi di Hari itu saya benar-benar tidak mampu
bahkan untuk mengucapkan SELAMAT untuk
diri sendiri, terlebih lagi untuk orang lain yang juga sedang berbahagia di
hari itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar