Dengan anungerah suhu udara yang sedang dan lahan yang subur selandia baru
pada mulanya adalah merupakan nengara pertanian. Kini selandia baru memiliki
salah satu industri yang paling efisien di dunia.Diselandia baru terdapat terdapat lebih dari 70,000.000 biri-biri yang
diternakan,hal ini menjadikan selandia baru menjadi eksportir daging biri-biri
dan kambing didunia dan juga mengeksportir wol terbesar didunia.Meskipun biri-biri menjadi tulang punggung selandia baru disini juga terdapat
sapi perah yang mengasilkan susu terbaik dan ekspotir metehga, keju yang utama
kebanyakan perternakan sapi ini berada dipulau utara di waikato &taranaki.
Pertanian di selandia baru meliputi padi,gandum,jewawud,dan oat dan juga berbagai sayur-sayuran ini terdapat diwilayah catterburi produksi buah-buahan terdapat diwilayah otago dan nelson antara alin buah apel, persik , ceri, jeruk dan diesper dalam bentuk buah segar maupun dalam bentuk minuman kaleng yang segar. Namun Pada awal tahun 1970-an Selandia Baru mengalami kemerosotan perekonomian yang sangat drastis,
Pertanian di selandia baru meliputi padi,gandum,jewawud,dan oat dan juga berbagai sayur-sayuran ini terdapat diwilayah catterburi produksi buah-buahan terdapat diwilayah otago dan nelson antara alin buah apel, persik , ceri, jeruk dan diesper dalam bentuk buah segar maupun dalam bentuk minuman kaleng yang segar. Namun Pada awal tahun 1970-an Selandia Baru mengalami kemerosotan perekonomian yang sangat drastis,
Perekonomian negara Selandia Baru
bertumpu pada perdagangan hasil laut sejak abad ke-19, ketika bangsa Eropa membuat
koloni di pulau itu. Kebanyakan dari infrastruktur negara dikembangkan dengan
menggunakan modal dari luar negeri. Barang-barang impor dan pinjaman luar
negeri dibayar dari hasil ekspor daging dan mentega beku. Pada awal tahun
1970-an Selandia Baru mengalami kemerosotan perekonomian yang sangat drastis,
keadaan ini disebabkan oleh kenaikan harga minyak yang berakibat pada
berkurangnya permintaan dunia terhadap barang-barang primer Selandia Baru dan
tersendatnya akses Selandia Baru ke dalam pasar Inggris setelah terbentuknya
Uni Eropa.
Beberapa faktor lain seperti
krisis minyak juga turut mempengaruhi kelangsungan perekonomian Selandia Baru;
yang selama beberapa periode sebelum tahun 1973 sempat mencapai tingkat
kehidupan standar seperti Australia dan Eropa barat. Akan tetapi seluruh
pencapaian tersebut kemudian tersendat berlarut-larut dalam krisis ekonomi. Di
saat standar hidup Selandia tertinggal dibelakang Australia dan Eropa Bara,
negara ini kemudian pada tahun 1982 dalam survey yang dilakukan oleh Bank
Dunia, berada pada tingkat pendapatan per-kapita terendah diseluruh
negara-negara berkembang.
Pada petengahan tahun 1980-an
pemerintah berinisiatif membuat program untuk melakukan perubahan struktur
ekonomi untuk dapat bersaing di dalam pasar bebas, akan tetapi perubahan ini
tidak seluruhnya berhasil dalam upaya pemerintah Selandia Baru untuk mengubah
keadaan perekonomian menjadi lebih baik. Dalam kenyataannya, beberapa sektor
ekonomi tidak dapat bersaing dengan negara lain yang tenaga kerjanya memiliki
tingkat pendapatan yang lebih rendah. Industri kendaraan bermotor dihapuskan,
sementara itu banyak industri pakaian dan sepatu yang memindahkan daerah
operasional mereka ke negara yang tenaga kerjanya lebih murah. Perubahan ini
juga berakibat pada kehidupan sosial yang memicu meningkatnya tingkat
pengangguran di negara ini. Sejak tahun 1984, pemerintah Selandia Baru
berhasil melakukan restrukturisasi makroekonomi utama, yang kemudian merubah
negara ini dari negara yang sangat proteksionis menjadi negara dengan ekonomi
liberalis. Perubahan-perubahan ini dikenal
sebagai Rogernomics dan Ruthanasia, yang berasal dari nama dua
menteri keuangannya Roger Douglas dan Ruth Richardson.
Pertanian dan perkebunan sangatlah penting dalam kegiatan perekonomian
Selandia Baru, akan tetapi kegiatan agrikultur ini tidak mendapat subsidi dari
pemerintah karena perubahan sistem dan peraturan perekonomian pada tahun
1980-an. Selain itu, ikan dan hasil laut lainnya merupakan salah satu hasil
ekspor Selandia Baru meskipun hasil dari sektor ini tidak terlalu mempengaruhi
perkembangan perekonomian negara. Hal yang paling penting dalam kegiatan
perekonomian dan merupakan pemberi kontribusi paling besar bagi berkembangnya
perekonomian Selandia Baru adalah bidang layanan jasa, layanan jasa ini sangat
berperan dalam peningkatan GDP dan pengurangan tingkat pengangguran di negara
ini. Layanan jasa ini mencakup bidang pariwisata, transportasi, pendidikan,
kesehatan, konsultan bisnis, dan juga dalam bidang perbankan. Pariwisata
merupakan salah satu komponen penting dalam bidang pelayanan jasa ini, 10
persen dari pekerjaan yang ada di Selandia Baru ialah di bidang industri
pariwisata.
Hasil tambangnya tidak besar, namun kaya dengan sumber alam hutan.
Industrinya terutama terdiri dari pengolahan produk pertanian, hutan dan
peternakan. Hasil-hasil ini kemudian diekspor. Industrialisasi pertanian di
Selandia Baru sudah terealisasi. Komoditi pertanian terutama adalah gandum dan
buah-buahan. Bahan pangan tak swasembada, perlu diimpor dari Australia. Usaha
peternakannya yang sangat maju merupakan dasar perekonomian. Produk susu dan
daging adalah produk ekspor yang paling utama. Volume ekspor bulu domba
Selandia Baru menempati urutan pertama di dunia, dengan mencapai 25 persen.
Selandia Baru juga kaya dengan hasil perikanan, dan merupakan zona ekonomi
khusus nomor empat di dunia. Lingkungannya segar, iklimnya nyaman,
pemandangannya indah, dan obyek pariwisatanya tersebar di seluruh negeri.
Target ekonomi pemerintah saat ini terpusat pada upaya untuk mendapatkan
perjanjian perdagangan bebas dan pembangunan “pengetahuan ekonomi”. Di tahun
2004, pemerintah Selandia Baru mulai mendiskusikan perjanjian perdagangan bebas
dengan China. Selain itu, tantangan yang dihadapi oleh Selandia Baru adalah
defisit akun yang mencapai 8,2 % dari GDP, lambatnya perkembangan di sektor
ekspor non-komoditas, dan perkembangan produktivitas buruh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar