Halaman

Senin, 14 September 2015

Menata Hati

Hancur???
Tentu saja, kehidupan ini memang banyak sekali pertemuan
Tapi kemudian satu persatu kembali menghilang
Menghilang karena kesedian, menghilang untuk kebahagiaan, atau tanpa sadar terseleksi oleh alam.
Setelah sebuah perjalanan panjang dan mengalami banyak perpisahan... 
Bagaimana mungkin kehancuran itu dihindari?
Mencoba menata kembali
Mengumpulkan sisa-sisa kehancuran dan kemarahan sebagai semangat.
Aku akan memulai sedikit demi sedikit
Kembali merangkai asa, angan, cita, dan tentu saja cinta

Takut??

Takut & ketakutan..
Entahlah...
Ada langkah yang masih tertahan.
Ada hati yg enggan bergerak
Ada harapan yg tetap diam dengan nyaman..

Nyaman??
Mungkin saja tidak
Ini hanya terlihat seolah-olah nyaman

Putus asa?
Tentu saja tidak, hanya saja sedikit realistis dengan keadaan yang ada.

Enggan?
Tentu saja tidak
Hanya saja aku masih terlalu lemah
Tidak... mungkin terlalu takut untuk melangkah dan memulai kembali

Minggu, 06 September 2015

I don’t Like Love - XIAH JUNSU (JYJ) Indonesian Translation

헝클어진 내 머리처럼
(Heongkheureojin nae meoricheoreom)
Seperti rambutku yang kusut

내 마음속도 점점 엉망이 돼가죠
(Nae maeumsokdo jeomjeom eongmangi dwaegajyo)
Hatiku yang terdalam menjadi berantakan

요즘은 정말 사는게 사는게 아니야
(Yojeumeun jeongmal saneunge saneunge aniya)
Hari-hari yang aku jalani kini, aku hidup tak tampak seperti benar-benar hidup

그냥 니가 보고 싶어
(Geunyang niga bogo sipheo)
Aku hanya merindukan dirimu

Rabu, 02 September 2015

Baik-Baik Saja ^_^

Setelah perjalanan satu tahun yang menakjubkan, hampir saja saya kehilangan arah. Melihat kembali gambar-gambar yang telah terkumpul, aku menangis lagi. Air mata kembali mengaburkan pandanganku. Selalu seperti ini, ketika aku kembali melihatmu. Diam kemudian menangis lagi. Hingga tanpaku sadari, waktu berlalu begitu cepat. Hari terus berganti, dan lagi, apakah aku masih tetap menunggumu?

Dengan bodohnya aku terus mencarimu. Ketika mata ini terbuka sering kali aku berpikir aku masih tinggal di tempat itu. Air mata kembali mengalir, ketika aku menengangmu. Dan tetap saja seperti ini. Hari kembali berlalu.

Minggu, 12 Juli 2015

Kompor Minyak & Kepompong Satu Tahun


 

 

Lagi-lagi aku bercerita tentang perjalanku yang hampir satu tahun. Bahagia, melelahkan, asyik, bosan, menyenangkan, tapi terkadang juga menyedihkan. Sepertinya.... hahahaha... Juli datang kawan. Satu setengah bulan dari sekarang aku akan berjumpa dengan jawa. Tanah kelahiran yang aku tinggalkan dari 28 Agustus tahun lalu. Merantau satu tahun? Tidak!! Kata om DIKTI ini mengabdi “Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia.” Mengabdi? Sepertinya... hahaha....

Hari ini aku benar-benar bahagia. Juli benar-benar sudah datang. Akhirnya aku berada dalam akhiir perjalanan panjang satu tahun di Pulau Flores. Perjalanan panjang menjadi “Kepompong Satu Tahunpun” akan segera berakhir. Kepompong Satu Tahun?

JULI 2015


 

Hidup adalah serangkaian pilihan. Setelah kita membuka mata di pagi hari, kita mempunyai pilihan yang terbatas. Haruskah aku tidur lagi? Dari kekhawatiran tidak penting seperti itu dengan pilihan penting tentang masa depanku. Juli sudah menyapa. Dan beberapa hari ini Juli menyapaku dengan berbagai kecemasan, kekhawatiran akan masa depanku. Bagaimana jika nanti Agustus menyapaku? bagaimana dengan Agustus nanti?

Haruskah aku tidur lagi, berharap mimpi menerbangkanku pada masa dimana beban terberatku hanya bagaimana aku bisa bangun pagi dan berangkat kesekolah berseragam putih merah? Haruskah?? Tapi, matahari itu membangunganku dan menyapaku dengan kehangatan. Akankah masa depanku juga secerah dan sehangat pagi ini? Kecemasan tidak pentingpun kini berubah menjadi sangat penting.

Juli tetap saja beranjak, sedikit-demi sedikit menjadikan Agustus menjadi dekat, kemudian menjadi sangat dekat. Aku mulai berdamai dengan Juli ku. Kecemasan itu masih ada, hanya saja aku akan menjadikan itu biasa saja. Ada batas-batas kecemasan yang tiba-tiba menghilang. Dan tanpa disadari aku mulai melakukan banyak hal. Berbagi dengan keluargaku saat ini. Hidup bersama dengan kawan seperjuangan, berbagi certita dan juga kecemasan. Hampir 11 bulan kami hidup bersama. Kau tahu untuk seseorang yang hidup bersama maka harus siap satu hal, “Hidup bersama berarti batas-batas diantara kami menjadi tidak jelas” Tapi tetap saja meskipun kami menghabiskan banyak waktu bersama, pada akhirnya tetap ada beberapa hak yang tidak bisa dibagi.  Karena tetap ada hal yang lebih baik tidak diketahui.

Kamis, 25 Juni 2015

Hampir Satu Tahun di Tanah Flores


Angin semakin bertiup kencang. Hawa dingin di tanah ini semakin membekukan hariku. Meski matahari NTT semakin terik, tapi tetap saja aku merasa alam ini semakin beku. Sabana luas nan hijau mulai menampakan warna kecoklatannya. Begitupun air, sungai mulai kehilangan akalnya. Anak-anak dan gligen air mulai menghiasi jalanan. Flores mulai mengering. Ini hampir sama dengan kondisi saat pertama kali saya menginjakan kaki di bumi ini.

Depresi Tingkat Tinggi


Kau tahu ada kehidupan yang benar-benar ingin sekali aku ulang? Hmmm masa SD, sebuah periode waktu dimana beban terberatku hanya sebagtas mendapatkan nilai baik saat ulangan dan ujian. Saat ini aku telah menginjak 24 th. Suatu umur yang banyak disebut sebagai “Dewasa”. Tentu saja akarena aku sekarang bukanlagi remaja apa lagi anak-anak. Lalu, sudahkah aku dewasa?

Aku belum mampu menjawab pertanyaan itu. Terkadang aku menganggap diriku ini telah dewasa. Bagaimana tidak, saat ini bahkan aku telah melakukan sebuah perjalanan jauh yang cukup melelahkan selama satu tahun ini. Flores, sebuah pulau yang terbentang jauh dan sangat jauh dari tanah jawa. Ada banyak sisi sehingga aku menyebut diriku sendiri telah dewasa. Tapi disisi lain dari diriku aku benar-benar masih mempertahankan sisi manja anak-anak remaja. Bukan karena aku memperthankan sisi itu. Hanya saja tanpa sadar sisi itu tetap diam dan enggan beranjak dari diriku saat ini.

KATA DRAMA SIH....

Hai. Kau tau dibelahan bumi ini ada pepatah "cinta dimulai dari sebuah pertimbangan". Aku pikir aku meng-iyakannya. Kau tahu kenapa?
Tentu.  karena aku berpikir seperti itu. Cinta. Saat dulu aku remaja cinta itu sangat sederhana. Cukup karena aku suka dengan dia, hanya itu saja. Tidak ada kesempurnaan, tidak berpikir bagaimana kita harus bersama. Cinta tak beralasan. Aku hanya mencintainya karena dia itu orangnya. Tidak peduli dia ganteng, pintar, kaya, atau apalah. Cukup karena cinta itu dia. Bahkan bisa juga, meski tanpa ada komunikasi, berbicara 5 menit dalam satu tahunpun tidak pernah. Tapi itu tetap saja bernama cinta. Mungkin juga Cinta pertama  yang tidak terbalas.
Tapi tetap saja itu cinta. Cinta pertama yang akan dikenang selama hidup. Lalu bagaimana dengan cintamu sekarang?

Jungkat-jungkit


Aku pikir, aku bisa berpura-pura melupakan semuanya dan  berpura-pura tidak merindukan siapapun. Sering sekali aku hidup dengan perasaan acuh dengan apa yang ada dalam hatiku.  Melakukan segala sesuatunya sendiri. mengambil keputusan yang jauh dari kata pertimbangkan. Hidupku hanya sebatas bagaimana aku saat ini, seraya berharap kehidupanku kelak akan baik-baik saja dan bahagia.
Seseroang dari kehidupanku di masalalu mengatakan, “ada dua hal yang harus kau lakukan agar kau hidup bahagia: meminta maaf dan juga memaafkan dengan tulus”. Hanya itu dan aku telah menycobanya. Ini benar, karena saat kau tidak bisa memaafkan seseorang, pasti ada perasaan yang tertahan dalam hatimu dan itu akan membuatmu menderita. Dan aku yakin seseorang tidak akan bahagia, jika masih saja hidup dengan perasaan bersalah. Jadi aku pikir  benar jika kebagaiaan itu tentang dua hal: meninta maaf dan juga memaafkan.

Halaman

Get Code

pop2

pop