Halaman

Selasa, 22 September 2015

Musim Telah Kembali


Mungkinkah ini akhir dari mimpi panjang di musim panas? Ada sesuatu yang hilang dan meninggalkan luka? Sampai saat ini aku masih mengingat mimpi itu, dan terkadang akupun masih memeluk erat mimpi itu. Bagaimana tidak, kami tumbuh bersama selama semusim itu. Kami tumbuh dari rasa asing dan canggung satu sama lain. Tumbuh dan berkembang menjadi begitu hangat. Berbagi cerita cinta, kehidupan, perpisahan, dan juga persahabatan dan angan. Sungguh sangat nyaman.

Kemudian, hari-hari berlalu dan musim kembali seperti pertama kali kita dipertemukan. Musim ini kembali dan membawa angin yang membuat kami kembali menjadi asing satu sama lain. Perlahan menjadi canggung, bahkan untuk sekedar saling menyapa.

Kini, saat ikatan melemah, keakraban merapuh, salam dan kebersamaan terasa hampir nihil. Maka yang tersiksa adalah kerinduan. Dan sungguh aku merindukanmu. Bogosipoyeo…

Senin, 21 September 2015

Jangan Merindukannya


Mentari pagi menyapaku dari balik jendela. Membuka mata dan menarik nafas panjang. Masih ada sisa mimpi semalam yang mengganggu pikiranku. Nampak seperti ada hati yang terluka. Seperti mendapatkan sebuah sihir, ingatanku kembali tentang masa itu.

Merindukannya? Sangat merindukan. Jadi kumohon jangan ijinkan hatiku kembali merindukannya. Ini sangat melelahkan, sama seperti sebuah cinta tak terbalas, dan cinta yang tersampaikan. Jadi kumohon jangan ijinkan aku merindukannya.

Senin, 14 September 2015

Alasan Kenapa Aku Harus Hidup


Menanti apa yang seharusnya dinanti. Berkata apa yang suharusnya ingin dikatakan. Menjawab apa yang telah dipertanyakan. Dunia ini masih penuh dengan ketidak pastian. Seseorang yang dekat denganmu hari ini pun belum tentu menjadi bagian dari cerita di masa depanmu. Seseorang yang berjasa dan tampak sangat dekat dikehidupan mu cukup lama pun mungkin akan bernasib sama. Perlahan menghilang seperti buih.

Seseorang dengan kisah terlamapun bisa saja menghilang tanpa jejak. Terkikis oleh angin, tertimbun oleh debu, dan di hapus oleh air hujan. Kehidupan… sampai saat ini aku benar-benar tidak tahu makna di balik kata itu. Sampai saat ini aku masih mengartikannya sebagai proses. Sesuatu yang berlangsung terus menerus. Tidak ada akhir, sekalipun aku telah mencoba mengakiri. Saling terikat, meski berkali-kali terputus oleh suatu hal.

Topeng



Aku tidak pernah tahu semenjak kapan aku hidup dengan sejuta keulahan. Ada saja yang membuat bibir ini selalu berucap keluh setiap saat. Jemariku merangkai kata, hatiku gemetar, dan akhirnya air mata ini selalu saja mengalir. Menangis dalam diam. bercerita dalam kebisuan. Tersenyum dalam kepura-puraan, nampak bahagia dengan berbagai ekspresi muka dalam media sosial.

Menjadi naif dan semakin naif dengan keadaanku saat ini. Seperti menggunakan topeng. Aku bisa merubah ekpresiku. Hati berkata apa, muka menampilkannya berbeda. Terkadang aku mengatakan aku membencinya, tapi hatiku berkata lain.. aku benar-benar menyukainya. Mengatakan aku menyukainya, tapi hatiku hanya tidak ingin membuatnya terluka.

Lelah dan sangat melelahkan. Meski aku tidak lagi menempuh perjalanan panjang menaiki dan menuruni bukit. Tapi kenapa hari-hariku kini begitu melelahkan? 

Berpura-pura tabah, menjadi sosok kuat dalam dunia cerita "katanya" tapi tetap saja, aku lemah dan menjadi semakin lemah dengan keadaan saat ini. Entah mengapa aku berpikir terlalu banyak yangmengikat ruang gerakku. Melahkan dan kembali berakhir dengan tangisan yang entah apa yang sedang aku tangisi.

Menata Hati

Hancur???
Tentu saja, kehidupan ini memang banyak sekali pertemuan
Tapi kemudian satu persatu kembali menghilang
Menghilang karena kesedian, menghilang untuk kebahagiaan, atau tanpa sadar terseleksi oleh alam.
Setelah sebuah perjalanan panjang dan mengalami banyak perpisahan... 
Bagaimana mungkin kehancuran itu dihindari?
Mencoba menata kembali
Mengumpulkan sisa-sisa kehancuran dan kemarahan sebagai semangat.
Aku akan memulai sedikit demi sedikit
Kembali merangkai asa, angan, cita, dan tentu saja cinta

Takut??

Takut & ketakutan..
Entahlah...
Ada langkah yang masih tertahan.
Ada hati yg enggan bergerak
Ada harapan yg tetap diam dengan nyaman..

Nyaman??
Mungkin saja tidak
Ini hanya terlihat seolah-olah nyaman

Putus asa?
Tentu saja tidak, hanya saja sedikit realistis dengan keadaan yang ada.

Enggan?
Tentu saja tidak
Hanya saja aku masih terlalu lemah
Tidak... mungkin terlalu takut untuk melangkah dan memulai kembali

Minggu, 06 September 2015

I don’t Like Love - XIAH JUNSU (JYJ) Indonesian Translation

헝클어진 내 머리처럼
(Heongkheureojin nae meoricheoreom)
Seperti rambutku yang kusut

내 마음속도 점점 엉망이 돼가죠
(Nae maeumsokdo jeomjeom eongmangi dwaegajyo)
Hatiku yang terdalam menjadi berantakan

요즘은 정말 사는게 사는게 아니야
(Yojeumeun jeongmal saneunge saneunge aniya)
Hari-hari yang aku jalani kini, aku hidup tak tampak seperti benar-benar hidup

그냥 니가 보고 싶어
(Geunyang niga bogo sipheo)
Aku hanya merindukan dirimu

Rabu, 02 September 2015

Baik-Baik Saja ^_^

Setelah perjalanan satu tahun yang menakjubkan, hampir saja saya kehilangan arah. Melihat kembali gambar-gambar yang telah terkumpul, aku menangis lagi. Air mata kembali mengaburkan pandanganku. Selalu seperti ini, ketika aku kembali melihatmu. Diam kemudian menangis lagi. Hingga tanpaku sadari, waktu berlalu begitu cepat. Hari terus berganti, dan lagi, apakah aku masih tetap menunggumu?

Dengan bodohnya aku terus mencarimu. Ketika mata ini terbuka sering kali aku berpikir aku masih tinggal di tempat itu. Air mata kembali mengalir, ketika aku menengangmu. Dan tetap saja seperti ini. Hari kembali berlalu.

Minggu, 12 Juli 2015

Kompor Minyak & Kepompong Satu Tahun


 

 

Lagi-lagi aku bercerita tentang perjalanku yang hampir satu tahun. Bahagia, melelahkan, asyik, bosan, menyenangkan, tapi terkadang juga menyedihkan. Sepertinya.... hahahaha... Juli datang kawan. Satu setengah bulan dari sekarang aku akan berjumpa dengan jawa. Tanah kelahiran yang aku tinggalkan dari 28 Agustus tahun lalu. Merantau satu tahun? Tidak!! Kata om DIKTI ini mengabdi “Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia.” Mengabdi? Sepertinya... hahaha....

Hari ini aku benar-benar bahagia. Juli benar-benar sudah datang. Akhirnya aku berada dalam akhiir perjalanan panjang satu tahun di Pulau Flores. Perjalanan panjang menjadi “Kepompong Satu Tahunpun” akan segera berakhir. Kepompong Satu Tahun?

JULI 2015


 

Hidup adalah serangkaian pilihan. Setelah kita membuka mata di pagi hari, kita mempunyai pilihan yang terbatas. Haruskah aku tidur lagi? Dari kekhawatiran tidak penting seperti itu dengan pilihan penting tentang masa depanku. Juli sudah menyapa. Dan beberapa hari ini Juli menyapaku dengan berbagai kecemasan, kekhawatiran akan masa depanku. Bagaimana jika nanti Agustus menyapaku? bagaimana dengan Agustus nanti?

Haruskah aku tidur lagi, berharap mimpi menerbangkanku pada masa dimana beban terberatku hanya bagaimana aku bisa bangun pagi dan berangkat kesekolah berseragam putih merah? Haruskah?? Tapi, matahari itu membangunganku dan menyapaku dengan kehangatan. Akankah masa depanku juga secerah dan sehangat pagi ini? Kecemasan tidak pentingpun kini berubah menjadi sangat penting.

Juli tetap saja beranjak, sedikit-demi sedikit menjadikan Agustus menjadi dekat, kemudian menjadi sangat dekat. Aku mulai berdamai dengan Juli ku. Kecemasan itu masih ada, hanya saja aku akan menjadikan itu biasa saja. Ada batas-batas kecemasan yang tiba-tiba menghilang. Dan tanpa disadari aku mulai melakukan banyak hal. Berbagi dengan keluargaku saat ini. Hidup bersama dengan kawan seperjuangan, berbagi certita dan juga kecemasan. Hampir 11 bulan kami hidup bersama. Kau tahu untuk seseorang yang hidup bersama maka harus siap satu hal, “Hidup bersama berarti batas-batas diantara kami menjadi tidak jelas” Tapi tetap saja meskipun kami menghabiskan banyak waktu bersama, pada akhirnya tetap ada beberapa hak yang tidak bisa dibagi.  Karena tetap ada hal yang lebih baik tidak diketahui.

Halaman

Get Code

pop2

pop