Halaman

Senin, 14 September 2015

Alasan Kenapa Aku Harus Hidup


Menanti apa yang seharusnya dinanti. Berkata apa yang suharusnya ingin dikatakan. Menjawab apa yang telah dipertanyakan. Dunia ini masih penuh dengan ketidak pastian. Seseorang yang dekat denganmu hari ini pun belum tentu menjadi bagian dari cerita di masa depanmu. Seseorang yang berjasa dan tampak sangat dekat dikehidupan mu cukup lama pun mungkin akan bernasib sama. Perlahan menghilang seperti buih.

Seseorang dengan kisah terlamapun bisa saja menghilang tanpa jejak. Terkikis oleh angin, tertimbun oleh debu, dan di hapus oleh air hujan. Kehidupan… sampai saat ini aku benar-benar tidak tahu makna di balik kata itu. Sampai saat ini aku masih mengartikannya sebagai proses. Sesuatu yang berlangsung terus menerus. Tidak ada akhir, sekalipun aku telah mencoba mengakiri. Saling terikat, meski berkali-kali terputus oleh suatu hal.


Kehidupan dan nafas panjang. Beban berat dan juga impian. Hidup dan menghidupi. Berbagi dan menerima. Memanam dan memanen. Tertawa dan menangis. Atau hanya sekedar bagaimana aku di hari ini. Perjalananku belumlah sepanjang para tetua kehidupan. Hingga aku bahkan belum mampu membagi kisah tentang kehidupanku.


Perjalan menanti meski tak tahu apa yang sebenarnya dinanti. Berharap meski tak nampak dengan jelas apa yang diharapkan. Atau berkata melelahkan meski sebenarnyapun tak tahu pasti apa yang membuat jiwa raga ini lelah. Lalu kenapa masih tetap hidup?

Alasan kenapa aku harus tetap hidup? Akupun tidak mengetahuinya dengan pasti. Terlihat seperti aku tak beragama. Tapi sungguh aku tidak tahu. Aku yakin seseorang dapat memberikan ribuan alasan kenapa seseorang itu harus tetap hidup. Tapi aku hanya mempunyai satu alasan. Kenapa aku harus hidup? Tentu saja karena aku harus berterima kasih. Satu-satunya alasan kenapa aku harus tetap hidup adalah aku harus berterima kasih. Teruntuk semuanya.



                                                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman

Get Code

pop2

pop