Halaman

Senin, 21 September 2015

Jangan Merindukannya


Mentari pagi menyapaku dari balik jendela. Membuka mata dan menarik nafas panjang. Masih ada sisa mimpi semalam yang mengganggu pikiranku. Nampak seperti ada hati yang terluka. Seperti mendapatkan sebuah sihir, ingatanku kembali tentang masa itu.

Merindukannya? Sangat merindukan. Jadi kumohon jangan ijinkan hatiku kembali merindukannya. Ini sangat melelahkan, sama seperti sebuah cinta tak terbalas, dan cinta yang tersampaikan. Jadi kumohon jangan ijinkan aku merindukannya.


Air mata jatuh setiap kali aku merindukanmu. Memang tidak banyak waktu yang telah aku lewati bersama kenangan itu. Tapi kenapa ini melelahkan. Menyedihkan? Sangat menyedihkan jika itu hanya untuk dikenang sepanjang perjalanan kehidupanku selanjutnya. Haruskah aku memberanikan diri mengucapkan selamat tinggal?


Hatiku masih saja memberikan ruang untukku merindukannya. Ini benar-benar melelahkan. Aku menyukainya. Menyukai tentang semuanya. Jadi bagaimana mungkin aku mengucapkan selamat tinggal. Hatiku masih merindukannya, otakku msaih berimajinasi dengannya, dan jemariku masih saja bercerita tentangnya. Ini benar-benar menyedihkan. Jadi kumohon jangan  ijinkan aku mendukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman

Get Code

pop2

pop