Halaman

Minggu, 03 November 2013

29 Januari Ku


Alasan mengapa saya masih disini itu karena diri saya sendiri. Alasan mengapa saya belum beranjak dari tempat ini itu karena diri saya sendiri. Alasan mengapa saya memutuskan untuk berjalan lambat adalah karena diri saya sendiri. Karena saya hanya akan melakukan apa yang bisa saya lakukan.

Saya benar-benar mengawali semua ini pada 29 Januari 2013. Saya memulai perjalanan panjang, menyusuri jalanan sepanjang 400an Km setiap minggunya  sampai 26 februari 2013. Saya hampir gila dengan perjalanan itu. Mengawali hari minggu dengan menempuh perjalanan 200 Km dari tempat saya terlahir sampai gunung itu dan kembali di hari rabu menempuh perjalanan dari gunung itu menuju tempat dimana saya terlahir. Kegiatan itu dimulai pada 29 Januari sampai 26 Februari yang lalu.

Sepertinya itu adalah saat itu saya hidup di zono terRAKUS untuk mendapatkan keajaiban di bulan Oktober. periode waktu itu saya seperti orang gila yang benar-benar mengharapakan adanya keajaiban di bulan Oktober. Saya tidak pernah memimpikan keajaiban sebesar itu dan berusaha sekeras itu dalam hidupku sebelumnya. Saya tidak pernah mengejar keajaiban sebesar usahaku saat itu (29 Januari- 26 Februari).

26 Februari, saya tepat 22 tahun. Satu hari setelah itu, saya memutuskan untuk mengurangi tingkat kerakusanku untuk mendapatkan keajaiban di bulan Oktober. Saya memutuskan untuk berjalan senyaman mungkin, saya memutuskan untuk berjalan seperti layaknya diri saya sendiri, seperti kenyataan yang ada, seperti kemampuan dan keadaan yang benar-benar ada di hadapan saya.

Maret yang lalu. Saat saya memulai menulis dari apa yang telah saya lakukan pada 29 Januari-26 Februari, dan ternyata Tuhan berkehendak bahwa saya harus menikmati perjalanan saya. Tepat satu minggu setelah saya mengerahkan karya pertama saya, saat itu pula saya harus menerima kenyataan bahwa saya harus sabar menantinya. Saat minggu berganti bulan. Saya berjalan lambat, bahkan mungkin sangat lambat. Tidak ada perjalanan panjang seperti yang saya lakukan pada 29 januari-26 februari yang lalu. Bahkan saya memutuskan untuk menikmati, terpaksa menikmati, atau mau tidak mau harus menikmatinya.  Saya menyerah dan tidak rakus dengan bulan Oktober. Dan saat itu saya mulai belajar menjadi orang yang lebih sabar.

Akhir Mei 2013, untuk pertama kalinya setelah hampir tiga bulan, saya kembali menyusuri jalanan itu. Jalan sepanjang 200an Km kembali saya tempuh dengan tangan kosong tanpa pencapaian yang berarti. Saya tidak menyesal, hanya saja terkadang air mata saya mengalir, bukan karena sedih mungkin angin yang berhembus itu yang membuat mataku terus berair.

Juni 2013, saya mulai menghargai perjalanan saya sebagai bagian dari hidup. Saya menikmati perjalanannya. Saya menikmati kegagalan dalam impian saya. Saya kembali menulis di luar karya pertamaku, saya mendalami apa yang saya sukai saat itu, dan saya juga belajar memahami pemikiran orang itu.

Juli 2013, terima kasih telah membimbing saya selama ini. Terima kasih mengenalkan saya pada sebuah pengalaman yang baru. Terima kasih atas ijin yang anda berikan untuk fase selanjutnya. Impian tentang Oktober memang sudah pupus, tapi terkadang impian yang mengalami kegagalan terkadang mengejutkan kita dengan kekuatan lain. Meskipun ini masih sangat jauh dari impian utama, setidaknya fase yang terjadi di bulan ini adalah bagian dari impian saya yang utama. Terima kasih Juli, terima kasih atas keberhasilan fase ini. Terima kasih atas kebahagiaan ini.

Agustus 2013, saya berjumpa kembali dengan keluarga dan teman-teman saya. Mungkin bukan berjumpa dalam banyak hal. Saya melihat anda dan berjabatangan dengan anda. Terima kasih agustus, terima kasih telah memberikan banyak hal di bulan ini, bertemu dengan keluarga dan teman saya. Terima kasih telah mengantarkan saya pada tempat baru, dan juga mengijinkan saya bertemu kembali dengan orang-orang yang berjasa dalam hidupku. Awal agustus saya kembali ketanah kelahiran saat lebaran hampir tiba. Dan di bulan ini juga, saya bertemu dengan orang-orang yang hanya saya jumpai setahun sekali. Terima kasih atas segala kenangan. Di bulan ini juga, terkadang pikiran saya terlempar kembali kemasa-masa itu. Masa dimana saya masih terlalu polos dalam bermimpi.

September 2013. 1 september 2013, mungkin ini pertama kalinya saya menyapa anda setelah bertahun-tahun saya tidak pernah berbagi cerita dengan anda. Meski tidak secara langsung, ini cukup membuat saya merasa canggung, tidak saya merasa sangat canggung, dan terima kasih atas 1 September itu. Bulan ini sepertinya saya benar-benar terlempar pada tahun 1998-2000an. Saya menikmati keberadaan saya di tanah kelahiran saya. Saya menikmati rumah, halaman luas, dan sawah. Sesuatu yang sudah sangat lama tidak saya nikmati. Terimaksih september.

Oktober 2013, karya jilid dua dimulai. Kembali gunung itu. Kembali keaktivitas itu. Menulis berhitung dan menunggu. Menerima kenyataan keajaiban Oktober ku itu benar-benar sudah pupus. Saya tahu, bahwa bukan hanya saya yang bermimpi tentang Oktober, tapi orang-orang di sekitar saya juga. Mereka menangis. Ada dua macam tangisan di Oktober ini. Tangisan pertama adalah tangisan bahagia bagi mereka yang berhasil mendapatkan keajaiban Oktober dan yang satunya adalah tangisan mereka yang tidak berhasil mengejar keajaiban di Oktober itu. Tapi, tangisan saya berbeda dari mereka. Saya menangis bahagia karena beberapa dari teman saya telah berhasil mengejar keajaiban di bulan Oktober. Dan saya melakukan hal lain di bulan itu. Saya memutuskan untuk kembali bersabar, merangkai kata demi kata, dan juga menghapus kembali apa yang telah saya tulis. Di bulan ini juga saya mencoba hal yang baru. Saya mencoba menulis di luar karya itu, saya menulis semua apa yang saya suka, dan juga saya belajar menulis huruf-huruf itu. “Oktober ini, saya melakukan apapun yang saya suka”

November sampai 29 Januari 2014. Saya belum melewatinya. Saya hanya merencanakannya. Dan saya kembali memiliki impian yang sama seperti sebelumnya. Kali ini saya tidak akan rakus. Saya harus puas dengan apa yang bisa saya lakukan saat ini. Saya akan berusaha sebisa saya dan semampu saya. Saya juga akan berjalan sebisa dan semampu saya. Jika memang saya sudah pantas dan layak, saya yakin Keajaiban Oktober yang dulu sangat saya impikan itu dapat bisa segera terwujud.

Dan kini, saya belajar satu hal, setiap orang itu dan terhubung dengan benang merah, serumit dan sekusut apapun benang itu pasti ada ujungnya. Dan benang merah yang telah terikat dengan saya ini mungkin juga rumit dan kusut. Setiap waktu saya mencoba mengurai benang itu. Saya tahu, setiap jengkal benang merah itu adalah petunjuk jalanku. Jalan itu, saya juga tidak mengetahui dimana ujungnya.

29 Januari ku itu, bisa saja berubah. Layaknya manusia yang terus tumbuh dan juga berubah setiap tahunnya, sistem juga terkadang berubah. Dan saya hanya mengharapkannya, bukan hanya 29 januari itu. Saya juga menanti Keajaiban lain di bulan Februari. dan di Februari itu saya juga akan tumbuh menjadi Retno Ristianingrum yang berusia 23 tahun. 


Meski ini masih jauh dari bulan itu, saya terus berharap semoga JANUARI dan FEBRUARI itu benar-benar mendatangkan keajaiban. Semoga benang merahku itu dapat mengubungkan Januari dan Februariku itu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman

Get Code

pop2

pop