Semua orang
pasti akan menghilang seperti buih. Hukum alam meman sangat kejam. Hukum yang
ditentukan oleh alam lebih kejam dari tuntutan Jaksa dan juga seorang
eksekutor. Mereka yang tersisa di alam bukan berarti mereka yang kuat,
terkadang mereka yang lemah justru masih tetap dipertahankan oleh alam. Alam
tidak memiliki peraturan yang pasti dalam menyeleksi penghuninya.
2013, saya
tumbuh menjadi Retno Ristianingrum yang berusia 22 tahun. Dan diusia itu saya
masih menyandang status sebagai mahasiswa dan pengangguran. Di usia itu saya
telah berjumpa dan berteman dengan banyak orang. Saya menghabiskan 2 tahun di
taman bermain dan 16 tahun dari usiaku untuk menempuh jenjang pendidikan, dan
saya juga belum lulus. Saya telah menjalin banyak pertemanan dangkal dan
sedikit pertemanan dalam.
Saat saya
meruntut kembali menjadi Retno kecil, saat dimana saya TK dan SD, saya juga
mempunyai banyak teman saat itu. Tapi saat ini saya tersadar, “Masihkah saya
berteman dengan mereka”??? Saat saya
masih menjadi Retno Ristianingrum yang duduk di bangku TK dan juga SD, saya
masih berteman dengan mereka, dan sekarang ketika saya telah menjadi Retno Ristianingrum
yang berusia 22 tahun, ternyata saya tidak lagi berteman dengan sebagian besar
dari mereka. Ya... mereka terseleksi oleh alam, dan saat ini saya hanya
sebeatas penah mengenalnya dan mungkin hanya bisa menyapanya. Saat ini saya
tidak memiliki pertemanan yang dalam dengan mereka seperti saat kita masih
menjadi anak-anak ingusan yang masih menikmati hidup dengan polos.
Kita memang
tidak tumbuh menjadi orang-orang dewasa yang saling bermusuhan, tapi pertemanan
itu ternyata semakin memudar dan yang tersisa hanya sekedar pernah mengenalnya.
Pertemanan itu mungkin pernah sangat dalam, lebih dari 6 tahun saya berteman
dengan mereka, tapi ketika waktu terus berlalu, dan tuntutan kehidupan juga
berubah, kedalaman pertemanan kita juga semakin dangkal dan menghilang begitu
saja. Tapi satu hal yang saya ketahui, “bahkan ketika pertemanan itu telang
memudar dan hampir menghilang, ketika saya mencoba mengingatnya kembali, saya
merasa bahagia”. Terima kasih teman, untuk pengalaman dan kenangan itu.
Ketika
pertemanan itu berlalu, teman-teman baru juga mulai muncul. Pertemanan yang
telah berlalu itu tidak sepenuhnya menghilang, beberapa dari mereka yang tidak
terseleksi oleh alam, akan menjadi bagian dalam pertemanan saya selanjutnya.
Saat saya duduk di bangku SMP, beberapa teman dari masa TK dan SD juga masih
menjadi bagian dari pertemanan saya selanjutnya. Tapi pertemanan saat SMP juga
akan bernasib serupa seperti saat TK dan SD, mereka kembali terseleksi dan
terganti dengan pertemanan saat SMA. Beberapa teman dari masa saya TK, SD, dan
SMP mungkin masih ada yang menjadi begian dari pertemanan yang ada saat SMA,
tapi hanya sedikit dari mereka, tidakkkk itu sangat sedikit.
Seleksi alam
terhadap teman-teman yang kita miliki memang sangat kejam. Pertemanan dangkal
dan juga pertemanan yang dalam akan menghilang begitu saja ketika waktu terus
berlalu, ketika masa dan kebutuhan terus berubah seiring berjalannya sang waktu, saat itu pula tanpa sadar kita telah melepaskan teman-teman kita sebelumnya. Itu karena kita
sudah berbeda kebutuhan bukan? bahkan tempat dan tujuan kita juga sudah
berbeda, mungkin itulah mengapa alam juga menyeleksi mereka.
Retno 22 tahun
dan saya MASIH seorang mahasiswa. Mungkin seharusnya saya memilik banyak sekali
teman baru. Ketika ruang mempertemukan saya dengan teman-teman yang tidak hanya
seluas Kebumen. Pertemanan saya saat ini memang berbeda dari
pertemanan-pertemanan sebelumnya. Banyak hal yang berbeda, kebudayaan, bahasa,
dan juga pemikiran yang jauh lebih heterogen. Dan saat itu saya memutuskan
untuk berteman dengan sedikit dari mereka. Saya mengenal banyak orang, tapi
untuk berteman itu hanya sebagian kecil dari mereka. Saya hanya berteman dengan
mereka yang membuat saya nyaman, dan yang lainnya ??? Saya cukup tahu nama
anda.
Ada alasan
kenapa saya memutuskan seperti itu, karena saya tidak ingin alam terlalu banyak
menyeleksi mereka. Saya ingin melakukannya sendiri, saya menyeleksi mana yang
benar-benar teman dan mana yang hanya sebatas kenalan. Saya tidak ingin alam
terlalu repot menyeleksi orang-orang di sekitarku. Saat pertemanan itu terlalu
dangkal dan waktu berlalu begitu saja, maka alam akan menunjukan tangannya
untuk menyeleksi mereka. Setidaknya saya tidak ingin hanya sekedar berteman
untuk sementara, saya menginginkan pertemanan yang dalam, dan mencoba untuk
memperdalam pertemanan itu. Saya juga menginginkan pertemanan dengan banyak hal
baru.
Mungkin ini
akan terlihat menyedihkan, jika ternyata saya hanya mempunyai sedikit sekali
teman, tapi setidaknya saya merasa nyaman dengan mereka. Berteman dengan orang
yang membuat kita nyaman, saya ingin melakukanya saat ini dan juga
mempertahankannya hingga nanti. Ahhh mungkin ini juga akan bernasib sama,
mungkin alam juga masih terus menyeleksi mereka. Tapi pertemanan yang nyaman,
meskipun itu telah berlalu begitu saja, ketika saya mengingat kembali saya akan
merasa bahagia.
Pertemanan
kita saat ini mungkin akan bernasib sama dengan pertemanan-pertemanan
sebelumnya. Sekeras apapun saya memperdalam pertemanan diantara kita, tapi
ketika alam menakdirkan kita hidup di tempat dan lingkungan berbeda, sedikit
demi sedikit pertemanan ini juga akan memudar. Dan jika waktu itu terjadi
mungkin kita telah menjadi orang dewasa dan harus bertanggung jawab untuk
menjalin suatu hubungan yang tidak hanya sebatas pertemanan.
Terima kasih
telah menjadi bagian dari teman-teman di periode waktu tertentu. Terima kasih
atas pengalaman dan juga kebahagiaan yang pernah di bagi bersama. Terima kasih.
nggak ada yang namanya teman sejati ret, bahkan mungkin nanti suami mu sendiri pun tidak.
BalasHapusmenurut pengalamanku ret, jangan terlalu dalam berteman dg seseorang, krn bisa rawan kecewa. ini true story,
bailah... sewajarnya saja
BalasHapus