Cinta, Sarang, Love, Tresno. Beberapa kata dari beberapa bahasa yang mempunyai arti sama. Kemudian, mampukah aku mengartikannya?
Aku, si penikmat drama korea yang masih saja naif dengan kata itu. berusaha menghindar, meski sesekali aku merindukannya. Cinta dan jatuh cinta, aku merasakan dan mengalaminya. Aku mencintai keluargaku dan tentu saja aku pernah jatuh cinta. Pengalaman jatuh cinta dan perjalanan cinta yang pernah aku alami mengantarkan pada suatu kesimpulan bahwa cinta itu tinggal disuatu tempat. Cinta itu diam dan mendiami suatu tempat yang tidak bergerak. Iya, aku pikir seperti itulah cinta.
Cinta boleh saja tinggal disuatu tempat. Tapi ini berbeda dengan waktu. Dia cepat sekali berlalu. Kemudian aku menghitung mundur, berapa lama cinta itu tinggal disuatu tempat. Melangkah kembali menyusuri jejak-jejak waktu yang tanpa sadar aku melewatinya begitu saja. Hingga suatu saat aku berada dititik dimana cintaku itu tinggal. Dan aku menerima kenyataan bahwa cintaku itu sudah tidak ada di tempat itu. Cinta itu telah hilang dari sudut tempat yang dulu aku jumpai.
Sesaat, saya menarik nafas panjang, dan kembali melihat sekitar tempat itu, berharap cinta itu hanya bersembunyi di suatu sudut lain di tempat itu. dan ternyata sama saja, di tempat itu, tidak ada lagi cinta itu. Memutuskan untuk kembali melangkah dengan bayang-bayang cinta itu. Hingga aku berkata dalam hati “Jika kita terlahir kembali di kehidupan kita selanjutnya, mari kita terlahir dengan kesamaan tempat, kedudukan, status, dan kesamaan yang membuat kita bersama. Atau Mari kita terlahir kembali sebagai seseoarang yang tidak pernah bertemu sama sekali”. Aku berharap terlahir kembali sebagai salah satu dari kedua takdir itu.