Halaman

Rabu, 01 Januari 2014

Januariku

Sudah Januari ternyata, Desemberku juga berlalu begitu saja. Januari 2014, ternyata cepat sekali kau menyapaku.  Januari 2014, saya belum melihat matahari di tahun ini. Awal tahun yang benar-benar dingin, sama seperti akhir tahun yang lalu.

Saya menyukai  Januari. Saya menyukainya, saya benar-benar menyukainya. Saya menyukai januari, saya menyukai awal, saya menyukai perjalanan, dan saya menantikan sebuah akhir. Januariku, bulan Januari, dan Januari-januari yang lain. Saya menyukai semua tentang januari. Terlepas apa yang akan terjadi di bulan ini, saya tetap menyukai Januari.


Awal Januari semakin dingin, tanpa matahari, dan gerimis itu membawa ku mengkhayal tentang salju. Gerimis itu sangat lembut, seperti salju dalam imajinasi saya.  Saat saya hujan, saya menyukai hujan, saat angin yang berhembus, saya menyukai angin yang berhembus. Saya menyukai hujan di Januariku.

Januari, saya merindukan Januariku. Januariku yang selalu ada dalam khayalanku, januariku yang selalu hidup dalam imajinasiku. Saya tidak tahu sejak kapan januariku itu hidup dalam imajinasiku ini. Januariku mungkin seperti cinta pertama atau bahkan mungkin cinta pertama yang selalu hidup dalam imajinasiku.
Januari. Saya masih tidak bisa melihat penjelasan di hati orang itu. tapi bukankah jika kita tidak bisa melihat penjelasan di hati orang lain, maka bukan berarti penjelasan itu tidak ada. Ini sama seperti saya yang juga tidak bisa melihat penjelasan dari Januariku itu. Januariku yang hidup dalam imajinasiku itu mungkin sama seperti "Saat seseorang sudah menetapkan hati untuk seseorang, seseorang itu akan trus menyukainya dan menunggunya, dan tentu saja semua itu tidak akan berubah".  Saya tidak bisa membunuh januariku itu, saya tidak bisa melupakannya begitu saja, dan saya juga tidak bisa melepaskannya. Saya pernah berpura-pura melupakan semuanya dan berpura-pura tidak merindukan Januariku itu. Ternyata salah, karena otakku masih saja mempertahankannya.

Saya tidak akan melupakan jauariku itu, hanya saja saya membiarkan begitu saja, terkadang mengingatnya, dan terkadang pula saya merindukannya. Saya menempatkan Januariku itu dalam tumpukan bulan-bulan lain, saat januari berubah menjadi Februari, terkadang saya merindukan Januari.  Bahkan ketika November menjadi Desember, terkadang saya merindukan Januari. Dan desember, kini telah menjadi Januari yang baru, san saya masih saja merindukan Januari itu.
Januari, entah kenapa saya masih saja dibuat gila dengan Januari. Ini bukan tentang bulan pertama di kalender masehi dan Januari yang menjadi awal dari segala harapan  dan agenda pencapaian. Ini tentang Januariku yang berbeda dengan itu. Januariku itu, tentang beberapa orang dan juga seseorang yang pernah hidup dalam fase kehidupanku, tentang pertemanan yang dangkal, tentang sahabat, dan juga tentang Januariku yang lain. Januari, Januari, dan lagi-lagi Januari. Pernahkah Januariku itu merindukanku? Ketika orang lain tidak bisa melihat betapa rindunya kita kepada seseorang, maka bukan berarti rasa rindu itu tidak ada, bukan ?  

Januari 2014.  Saya kembali menghidupkan kembali imajinasiku tentang Januari itu. berharap tentang Januariku, Januari yang lain, dan juga Januari ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman

Get Code

pop2

pop