Halaman

Senin, 06 Januari 2014

Jeritan INDONESIA (Jangan Salahkan Kami, Jika kami tidak bisa menjaga Alam Kami yang CANTIK)


Januari 2014. Saya mencoba menulis sesuatu yang baru, saya tidak akan bercerita tentang diri saya.  Saya hanya akan menceritakan INDONESIA-Ku ini, INDONESIA Negaraku, Indonesia Tanah Air ku. INDONESIA-ku terlahir untuk cantik, eksotik, dan juga menarik.

Saya telah menjalani hidup hampir 23 tahun dan hanya menikmatinya di INDONESIA. Tentu saja 23 tahun ini, saya masih belum menginjakan kakiku di belahan lain di INDONESIA-ku itu, tapi mataku ini telah menikmatinya hingga pelosok negeri ini. Kali ini hanya mata saya yang rakus untuk melihat tiap pelosok di BUMI PERTIWI nan cantik ini, itupun belum sampai tiap sudut di INDONESIA-ku yang bisa saya nikmati begitu saja dengan mata saya ini.  Tapi, beberapa sudut di INDONESIA-ku itu telah membius mataku dengan sejuta keindahan dan menyadarkan saya tentang INDONESIA-ku tercinta. INDONESIA-ku, memang telah ditakdirkan untuk terlahir  cantik.

Kecantikan Indonesia-ku ini tidak bisa digambarkan oleh apapun. Kecantikan Alam INDONESIA tidak ada tandingannya.  Alam ini, surga ini, dan tentunya takdir ini, terlalu indah jika hanya kami saja yang menikmatinya. Saya pernah berpikir, tidak ada salahnya INDONESIA di Jajah pada waktu itu. INDONESIA-ku ini memang mengalami masa menyakitkan pada era penjajahan bangsa Eropa dan Asia (Jepang),  tapi saya pikir banyak hal positif yang bisa diambil dari periode penjajahan itu.  Ini bukan tentang berapa banyak nyawa para PEJUANG yang menjadi korban di era itu, tapi ini tentang apa yang kita ambil dari kejadian itu.



Saya tidak terlibat dalam era penjajahan, saya juga tidak hidup di dunia perpolitikan, hanya saja saya  mencoba menikmati hidup di INDONESIA-ku ini.  Terkadang saya bersyukur atas era penjajahan itu. Sir Thomas Rafles, seseorang yang menjajah Indonesia di era kekuasaan INGGRIS, beliau yang terhormat itu yang menemukan bunga  Rafflesia A, pada masa pemerintahan itu pula sistem pertanian di INDONESIA berkembang sangat baik, Borobudur di temukan, dan mulai dipugar dan kini terkenal sebagai salah satu warisan yang sangat berharga untuk INDONESIA, Candi Borobudur merupakan salah satu keajaiban dunia.  
Daendless (Belanda), sudah seharusnya kini kita tidak hanya membenci penjajah ini. Pada masa pemerintahan Daendless tentu saja telah menelan banyak sekali penduduk pribumi INDONESIA . Tapi, untuk kita yang hidup di masa kini, Daendlees bukankah dia salah satu orang yang berjasa ? Daendless orang yang mempunyai ide membuka jalur yang kini dikenal dengan PANTURA. Bukankah jalur ini kini menjadi Jalur dengan mobilitas sosial yang tinggi ? memang benar telah banyak sekali yang INDONESIA korbankan untuk membuka jalur ini, tapi ada kalanya kita harus melihat sisi lain dari sebuah kebencian.

Terkadang saya juga bertanya-tanya, tentang orang-orang yang hidup di masa penjajahan itu, tidakah mereka mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Kekerasan dan ketidak adilan di era penjajahan, tidakkah itu muncul akibat adanya miskomunikasi antara penduduk pribumi dan bangsa asing? Terkadang saya bertanya-tanya, tidakkah kita juga merasa marah jika kita menanyakan suatu hal kepada seseorang, tapi seseorang itu tidak memahami maksud dari pertanyaan kita? Saat kata bahasa verbal tidak tersampaikan, mungkin tingkatan selanjutnya adalah bahasa tubuh. Jadi, mungkin saja, kekerasan yang seseorang terima itu muncul akibat bahasa verbal yang tidak tersampaikan. Saat seseorang mengunjungi tempat baru, bertemu dengan penduduk setempat, mencoba berkomunikasi dengan bahasa mereka sendiri yang tentunya berbeda dengan bahasa yang ada di tempat yang disinggahi tersebut, seseorang itu akan mengalami miskomunikasi dengan penduduk setempat. Saat penduduk asli tersebut terlihat lebih lemah, maka ada peluang bagi pendatang itu untuk memanfaatkan penduduk asli tersebut. Saat penduduk asli tersadar, saat itulah konflik dimulai.

Saya bukan ahli sejarah, saya bukan ahli bahasa, dan saya tidak ahli dalam bidang apapun, dan juga saya bukan seorang akitivis lingkungan. tapi terkadang saya berpikir bahwa apaun yang terjadi di INDONESIA-ku dulu, bukan sepenuhnya salah penjajah. Ini bukan tentang saya yang tidak Cinta Tanah Air, hanya saja saya melihat sisi lain dari fase penjajahan itu.

INDONESIA-ku ini telah merdeka, mereka bilang kita sekarang hidup bebas. INDONESIA-ku kini katanya bebas penjajah. Lalu, kini INDONESIA dilahirkan menjadi negeri Cantik yang makmur, KATANYA. Tentu saja tidak ada bangsa Belanda, Inggris, atau Jepang yang mengancam stabilitas militer dan pertahanan negara INDONESIA, tapi sudahkah kita bebas di sisi lain. Memang tidak ada perang melawan penjajah, tidak ada genjatan senjata, tidak ada kerja rodi, dan juga tanam paksa. Tapi INDONESIA-ku ini terlalu cantik dan menarik dimana dunia, hingga tanpa sadar kita masih dijajah oleh negara-negara lain. Bukankah kini INDONESIA-ku juga masih di JAJAH. Tentu saja bukan dalam genjatan senjata, tapi konflik ideologi, konflik kepentingan, dan konflik-konflik lain yang sebenarnya hampir sama dengan era Kolonial itu.

INDONESIA-ku, Kami memang terlahir cantik dengan sejuta pesona. Kami negara kaya dengan banyak tambang, alam yang indah dan subur, dan tentunya dengan jutaan penduduk yang terlanjur ramah. Kami biarkan begitu saja semua tamu kita datang dan kami jamu dengan segala kenikmatan seperti surga. Lalu kita tersadar, ternyata tamu itu telah menusukan pedang ke punggung kami. Kami menjamu tamu-tamu kami dengan alam kami yang indah, kami tawarkan sinar mentari, hijaunya hutan, dan juga birunya lautan. Kami jamu dengan makanan lezat dan kaya rasa, kami menerima tamu-tamu agung itu dengan baik, sama seperti  nenek moyang kami dahulu. Kami menyambut kedatangan kalian dengan tangan terbuka, senyum ceria, dan juga penuh harapan. Berharap tamu-tamu itu memperlakukan kami dengan baik pula kelak, berharap mereka juga bisa menjaga bumi kami.

INDONESIA, negara dengan terumbu karang terluas di dunia dan juga hutan hujan tropis terbesar kedua di dunia, kami penyambung hidup di dunia ini. kami menawarkan oksigen secara Gratis. Kami memang Negeri yang Cantik dan terlampau baik hati. Banyak dari kami menjaga bumi ini. kami merawatnya. Hingga tamu-tamu itu datang meminta bantuan kepada kami. Mereka meminta kayu, air, tambang, dan juga kekayaan kami. Mereka memang membayar apa yang mereka minta dengan setumpuk uang. Tapi alam kami tidak membutuhkan uang. Pohon itu tidak bisa memegang uang, pohon itu tidak bisa membeli pohon lagi sebagai pengganti dirinya. Tanah  dan air itu juga sama saja. kami tidak bisa membelanjakan uang. Karena pohon, tanah, dan air itu tidak bisa memanfaatkan uang, lalu uang itu kemana? Pohon, air, dan tanah itu juga tidak berteman dengan uang, jadi jangan beranggapan kami berteman dengan uang, faktanya  kami (pohon, tanah, dan air) kami tidak sedekat itu.

INDONESIA-ku masih cantik, tentu saja. masih banyak tamu yang datang untuk menikmati kecantikan kami. Tapi saat alam kami semakin tua, dan beberapa wilayah kami tidak cantik lagi, dunia menghujat kita. Mereka mengatakan hilangnya kecantikan yang dimiliki INDONESIA ini karena kita sendiri, warga pribumi yang tidak bisa merawatnya. Mereka lupa, mereka menikmati kayu kami, minyak kami, dan hasil alam kami. Saat semuanya beranjak habis dan mungkin akan menghilang begitu saja, mereka menghujat, mereka lupa pada semua jasa kami. Mereka lupa, bagaimana mereka merasa hangat di musim dingin, mereka lupa dengan bahan baku bangunan-bangunan yang mereka nikmati. Mereka membuat kitalah yang salah, kita yang tidak bisa merawat.

Kami memang salah, kami tidak begitu pintar untuk menyadari kelicikan dari tamu-tamu agung itu. kami bodoh, saat permintaan datang, kami dengan mudahnya melakukan penawaran. Hingga tanpa sadar stok di alam kami habis, dan alam marah. Disaat yang bersamaan saat alam marah, mereka menghujat. Mereka menghujat kami, semua menjadi salah kami. Mereka yang menghujat, tidakkah mereka melihat kami yang yang mencari sesuap nasi dengan merusak tanah kami menjadi berlian yang indah. Mereka lupa, kami terbakar terik matahari memotong satu demi satu pohon kami menjadi tempat tidur, pintu, jendela, dan kursi-kursi yang membuat hidup kalian nyaman. Mereka lupa kami menyelam mengambil bongkahan mutiara yang membuat mereka cantik. Mereka lupa dengan perjuangan kami, atau kami yang terlalu bodoh ?

INDONESIA-ku, kami memang terlahir cantik. Ini bukan hanya tentang BALI dan pantai-pantainya. Bukan tentang Jakarta dengan investasi-investasi yang menjanjikan. Tapi INDONESIA juga terkadang tentang Papua. Tantang tanah EMAS PAPUA yang masih terbelakang, tentang Tanah Maluku yang eksotis, dan tanah-tanah  cantik lain di INDONESIA. Kenapa INDONESIA-ku yang mereka kenal hanya tentang Bali ?  Tidakkah kalian mengingat emas itu, kayu-kayu itu, berlian itu dan juga batubara yang membuat musim dingin terasa hangat?

Kalian membuat sebuah tayangan yang memperlihatkan kerusakan alam kami, sepertinya kalian peduli dengan kami, tapi kalian masih saja menghasut kami dengan permintaan-permintaan yang menggiurkan, sehingga kami tidak pernah sadar untuk menjaga alam kami. Beberapa dari kami ingin sekali mempertahankan kecantikan yang kami miliki, tapi saat keadaan memaksa kami untuk tetap menyakiti diri kami sendiri, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Ini cara kami untuk bertahan hidup, sama seperti anda yang memanfaatkan kami melakukan kejahatan untuk alam kami demi kehidupan yang nyaman, maka yang bisa kami lakukan adalah memanfaatkan alam kami, karena kami tidak cukup kuat dan  mampu untuk memanfaatkan anda.

Kami hanya melakukan pembenaran dari setiap kesalahan, sama seperti kalian. Kami salah, anda juga salah, tapi saat anda mengatakan anda yang benar, maka apa yang saya lakukan juga benar. Itu saja. Jika kalian merasa salah, kami mengaku salah. Jika kalian merasa benar, kami juga akan menganggap kesalahan kami tidak pernah ada. Jadi, tolong jangan hanya salahkan kami atas segala kerusakan alam ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman

Get Code

pop2

pop