Halaman

Selasa, 07 Januari 2014

Kemudian Saya


Saya akan bertahan. Saya akan mempertahankan apa yang saya bisa pertahankan, merubah apa yang memang harus saya rubah, dan ikhlas menerima sesuatu yang tidak bisa saya pertahankan dan saya rubah. Menyerah itu bukan sebuah akhir, menyerah itu pilihan. Menyerah atau tidak itulah yang harus diputuskan. Saat seseorang telah berusaha sebisa dan semampu mereka, tetapi tidak mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan, pantaskah untuk menyerah? Tentu saja TIDAK. Kenapa harus menyerah? Hidupmu juga tidak akan berhenti begitu saja saat kamu menyerah. Jadi saat terburukpun, seharusnya tidak ada menyerah.

Tentu saja saya pernah merasa berada diposisi terburuk dalam hidupku itu, tentu saja saya tidak menyerah. Saya masih mempertahankan, saya masih mencoba menata kembali sisa-sisa semangat itu, dan tentunya saya akan memulai lagi. Tidak ada tugas terkhir di dunia ini. Saat satu per satu tugas itu berakhir, maka tugas baru akan muncul kembali. Saat seseorang menyerah dengan satu tugas itu, dan membiarkan tugas itu begitu saja, kemudian menyerah. Tugas yang baru itu mungkin tidak akan datang. Sekalipun tugas yang baru itu datang, tugas itu datang dengan bayangan tugas yang belum terselesaikan.

Kemudian saya berdoa dan berharap, jika ini salah satu tugasku yang benar-benar akan saya selesaikan, maka mudahkanlah saya dalam menyelesaikan segala urusan di tugas ini, dan kemudian saya meminta “dekatkan saya dengan tugas baru yang mampu saya selesaikan”. Terkadang kata IKHLAS lebih menentramkan pikiran dibandingkan dengan kata MENYERAH.




Saya pernah hidup dengan penuh kemarahan dan juga kebencian. Saya pernah membenci dan terkadang marah dengan beberapa dari orang-orang yang hidup di sekitar saya. Kemudian saya tersadar, mereka yang saya benci, mereka yang membuat saya marah, justru penyemangat dalam hidup saya yang mendidik saya untuk tidak pernah menyerah begitu saja pada keadaan, sekalipun itu keadaan tersulit dan terburuk. Mereka itu saya jadikan penyemangat dalam diri untuk tetap menaklukan sebuah rintangan yang ada di jalanku.

Karena menyerah itu sebuah pilihan, maka jangan pernah memilih kata menyerah, itu saja. karena saat mulutmu mengatakan menyerah, tubuhmu akan mempertahankannya. Bukankah lebih bak jika tetap berusaha, itu saja. sekalipun sebuah usaha itu akan dipandang sebelah mata oleh orang lain, tapi bukankah masih ada sebelah mata lagi dari orang lain itu yang melihat usaha anda? Berusahalah dan jangan pernah memilih kata menyerah, menyerah itu bukan akhir.

Kemudian saya yang tidak menyerah itu, akan berusaha lagi. Sekalipun nantinya ada masa dimana saya kembali ketitik marah dan membenci lagi, tetap saja masih tidak akan ada akhir dengan menyerah. Jika ada satu orang yang menyuruh kita untuk menyerah, berarti kita juga punya beberapa orang lagi yang menjadi alasan untuk tidak menyerah. Tidak perduli seburuk kondisi jalanmu, seterjal apapun jalanmu itu, bukankah seharusnya kamu menyusuri jalan itu untuk mencapai akhir. Tentu saja setelah itu kamu akan memilih kembali jalan lain, yang juga tidak bisa diketahui akan seperti apa jalanmu nanti.

Kemudian jika hidup itu sama seperti sebuah jalan, maka saya juga akan menyusuri jalan itu. Jika jalanku ini terlihat baik dimata anda, bukan berarti saya menyusuri jalanku dengan mudah bukan? Kemudian,  jika jalanku ini terlihat tragis dimata anda, bukan berarti saya sepanjang jalan kehidupanku saya lalui dengan tangisan bukan? Setragis apapun sebuah jalan, tentu saja akan terlihat baik saat kita melihat masih ada beberapa diantara kita yang melewati jalan yang lebih tragis dari apa yang kita lihat.

Kemudian jika jalanku itu akan menuju akhir, bukankah itu hanya semu? Mungkin itu bukan penghujung jalanku, melainkan sebuah pertigaan, atau mungkin juga sebuah perempatan. Kemudian   saya akan kembali memilih lagi jalan mana yang akan saya lalui. Dan tentu saja saya juga tidak tahu, akan seperti apa jalanku nanti. Jika jalan kalian telihat masih sangat panjang, bukan berarti jalan yang akan kalian lalui masih panjang juga bukan? Mungkin jalan didepan kalian masih berkabut, sehingga kalian merasa jalan kalian masih akan sangat panjang. Kalian masih saja belum melihat ada pertigaan atau perempatan karena kabut itu, dan ternyata jalan kalian ternyata tidak sejauh seperti yang anda lihat. Bersabarlah, mungkin akan ada angin yang membawa kabut itu dan kamu kembali melihat jalanmu dengan jelas.

Kemudian jika sebuah jalan itu sama seperti sebuah permainan kartu, maka jalan itu adalah kartu kehidupan yang harus dimaninkan dengan trik dan juga taktik. Semua itu akan tergantung bagaimana kalian memainkannya. Saya bermain kartu kehidupanku dengan keluargaku, sahabatku, dan terkadang saya juga memainkannya dengan musuhku. Sesekali saya melihat keluargaku dan juga sahabatku. Tapi bukan berart saya tidak melihat dimana musuhku bukan? Musuhmu itu bukanlah orang yang menghadangmu dengan pedang panjang itu, tapi musuhmu adalah seseorang yang berada dibelakangmu yang menusukmu dengan pisau belati.

Kemudian musuh itu akan menjadi teman yang menjadi penyemangat sejati. Saat semangat dari keluarga dan sahabat terasa biasa, semangat yang tersembunyi dalam tubuh seorang musuhmu akan tumbuh menjadi penyemangat terbesarmu. Kemudian saya berpikir, ketika musuh menjadi penyemangat, bukankah secara tidak sadar musuh itu menjadi bagian dari teman kita, atau bahkan seseorang yang lebih dari seorang teman. Karena kehidupan ini juga bukan tentang berapa banyak orang yang kamu miliki. Karena semakin banyak orang yang kamu miliki, maka semakin banyak orang yang akan memanfaatkanmu dan juga menjatuhkanmu.


Kemudian saya yakin akan berhasil menyelesaikan setiap tugas-tugas dalam fase kehidupan saya. Beberapa dari orang-orang disekitar saya telah menyelesaikannya terlebih dahulu, tapi beberapa lagi dari orang-orang itu juga sama seperti saya, beberapa lagi masih ada yang kurang beruntung dari saya. Kemudian saya akan meletakan diri saya untuk tetap berada ditengah, itu saja. Ini adalah cara saya untuk bersyukur dan ikhlas dengan kondisi apapun. Saya meilhat mereka yang berada di depan sebagai motivasi saya untuk tetap maju, dan saya melihat mereka di belakang saya untuk menyadarkan saya untuk tetap bersyukur tentang apa yang telah saya dapat. Saya melakukan itu, saya mencoba mensyukuri nikmat ini. Kemudian saya tersadar lagi, kehidupan ini bukan tentang siapa yang memulai lebih dulu dan siapa yang mengakhirinya lebih dulu juga. Kehidupan ini tentang sebuah persahabatan, tentang keikhlasan, dan tentunya tentang tolong menolong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman

Get Code

pop2

pop