Jika hari ini saya masih saja gagal, maka saya akan menyiapkan satu
hari berikutnya untuk mencobanya kembali, berusaha kembali, dan memperjuangkan
kembali. Jika bulan inipun berlalu begitu saja, saya akan menyiapkan bulan
berikutnya untuk melakukan semampu saya. Ini sama saja seperti Januari yang
lalu, berganti dengan februari, melewati bulan-bulan yang berat dengan penuh
kekecewaan, tapi saya tetap saja menyiapkan bulan selanjutnya untuk tetap
mencoba, berusaha, dan juga memperjuangkan. Itu sama saja dengan tidak menyerah
dengan keadaan. Saya melakukan apa yang saya bisa, itu saja. Dengan begitu saat
saya mengenang kembali kekecewaan itu, saya tetap merasa nyaman.
Meski tak semua bagian dari tubuh ini dapat merasakan tiap sudut di bumi, Setidaknya mata ini bisa mengintip dan menikmati keindahan tiap sudut di bumi ini
Selasa, 24 Desember 2013
Sabtu, 21 Desember 2013
Selasa, 17 Desember 2013
Semua Ada Waktunya
Untuk apa
menyerah, untuk apa putus asa, semua sudah ada waktunya. Ini hanya tentang
waktu yang pas, tentang hukum alam yang tidak bisa dihindari atau juga dicari.
Semua itu tentang hukum alam yang bisa kamu usahakan. Dan impian itu, hanya
tentang apa yang bisa kamu lakukan dan kamu usahakan. Itu saja, semua butuh
waktu. Kita tidak bisa meraihnya jika waktunya belum tepat.
Saya hanya
sedang berusaha, masih berusaha, dan akan tetap berusaha. Saya melakukan
semuanya sebisa saya dan semampu saya. Saya tidak akan menghujat, meski
sesekali saya masih saja mengeluh. Mungkin saya juga pernah marah dan juga
menyesal. Tapi lagi lagi itulah saya, saya yang masih belum menyadari dan
menikmati setiap nikmat Tuhanku.
Sepanjang
hidupku saya selalu mengeluh. Mengeluh kenapa alam menakdirkan kehidupan saya
seperti ini. Kenapa saya tidak seperti mereka yang saya lihat. Saya sadar,
ternyata saya telah melihat sisi yang salah dalam kehidupan yang telah saya
lalui, hingga saya tidak mampu mensyukuri nikmat ini.
Senin, 16 Desember 2013
Benang Merah
Sekarang saya benar-benar tahu dan mengerti. Kehidupan seseorang itu
telah terikat oleh sebuah benang merah yang tidak diketahui sejauh apa benang
itu teruarai dan dimana ujung dari benang itu. Takdir kehidupan yang tidak ada
seorangpun yang mengetahui, tidak ada yang tahu akan seperti apa hidupnya
kelak. Tuhan itu Maha, setiap orang telah dikaitkan benang merah dalam
kehidupannya. Manusia itu hanya perlu mengurai benang itu dan mencari tau dimana
ujungnya.
Tidak mudah memang untuk sekedar mengurai benang itu, tapi jika kita
sadar, sebenarnya kita juga sedikit demi setikit telah mengurai benang itu dan
berjalan menyusuri benang itu juga. Benang merah saya dan anda tentu saja
berbeda, maka dari itu jalan kita juga berbeda. Terkadang kita berdiri ditempat
yang sama, melihat hal yang sama, memupuk mimpi yang sama, mengais harapan yang
sama, memulai hal yang sama, tapi bukan berarti kita akan sampai dipenghujung
tempat itu di waktu yang sama pula. Ada permainan alam yang mengendalikan
langkah kita.
Sabtu, 14 Desember 2013
Kemarahan = Semangat
Beberapa hari yang lalu, saya
telah menghentikan kemarahan dan kekecewaan saya menjadi rasa ikhlas menerima
kenyataan. Saya menjadi orang yang ikhlas menerima takdir, tapi saat ini tidak.
Saya ingin mempunyai rasa marah itu. Saya benar-benar menginginkan rasa marah
dan kekecewaanku itu muncul lagi. Dua hari saya menjadi orang yang ikhlas dan
hanya menerima begitu saja takdir yang ada dihadapan mata. Tapi ternyata
menjadi orang yang ikhlas itu menyebalkan, saya tidak mempunyai semangat untuk
melangkah, bahkan saya juga tidak mempunyai kekuatan untuk melangkah.
Sekarang saya sadar, kenapa Tuhan
menciptakan perasaan marah dan kecewa ke umatnya. Rasa marah dan kecewa itu
adalah penyemangat terhebat untuk manusia. Rasa marah itu yang menjadikan manusia itu bangkit,
dan rasa kecewa itu yang membuat manusia itu bersemangat untuk memulai lagi. Saat
manusia menjadi orang yang ikhlas dan menerima takdir begitu saja, manusia akan
merasakan kekosongan dalam hidup.
Lebih baik jangan membunuh rasa
marah, kecewa, dan juga kerakusan anda. Marah, kecewa, dan rakus, akan
mengantarkan manusia pada kekuatan dan semangat yang luar biasa. Saat saya
marah, kecewa, dan juga rakus, ternyata saat itu pula saya mempunyai kekuatan
dan semangat yang luar biasa.
Kamis, 12 Desember 2013
Tingkatan Hubungan “Kata Reply 1997”
Terkadang seseorang yang
mengatakan kita untuk tidak pergi, mungkin di dalam hatinya yang terdalam
mereka menginginkan kita untuk pergi. Dan terkadang lagi, seseorang yang
mengatakan kita untuk pergi, di dalam hatinya sebenarnya sama sekali tidak
menginginkan kita pergi. Perasaan manusia memang tidak bisa ditebak, baik
kedalamannya maupun ketulusannya. Itulah kenapa masalah hati adalah bagian
terumit dalam kehidupan dan hubungan antar manusia adalah hal terumit dalam
silsilah kehidupan.
Seseorang pernah mengatakan bahwa
“semua hubungan itu mempunyai tingkatan”. Hubungan saya dan seseorang itu
adalah hubungan yang paling mudah. Suatu hubungan yang sangat mudah untuk di
jelaskan dan sepertinya mudah untuk dipelihara.Suatu hubungan yang begitu saja
terjadi antara teman lama. Tapi di hari itu saya sadar satu hal, ternyata
hubungan kami akan menjadi salah satu yang tersulit.
DESEMBER
Desember
semakin dingin. Saat ini Desemberku ditemani hujan dan kesendirian. Saya masih
duduk di pojok ruang sempit yang cukup nyaman, jauh dari keramaian dan penuh
dengan kedamaian. Sore ini, hujan semakin membuat udara terasa dingin. Angin yang
berhembus juga cukup sejuk, aroma tanah yang menyejukan hati. Tidak ada lagi
rasa marah dan kecewa, mungkin karena saya mulai mengikhlaskannya. Sudahlah hidupku
juga bukan hanya tentang yang satu itu.
Mendengarkan musik,
bernyanyi, memahami setiap lirik itu, dan juga menikmati hembusan angin itu, kebahagiaan
yang sederhana, saya menikmatinya, dan juga saya sedikit bahagia. Saat hujan, saya menyukai hujan, saya juga menyukai angin yang berhembus. Desemberku ini,
mungkin beberapa anggrekku di rumah juga akan bermekaran, saya merindukannya.
Desemberku dulu, saya hanya menanti anggrek-anggrekku itu bermekaran.
Desemberku saat ini, saya hanya menanti keajaiban dan merindukan Desemberku
yang dulu.
(Desemberku, dan halaman rumah)
Rabu, 11 Desember 2013
Hari Ini
Menjadi orang
ikhlas mungkin lebih nyaman dan tentu aman daripada menjadi orang yang rakus. Saya
rakus dalam mengejar impian itu. Menjadi orang rakus itu benar-benar menyiksa. Saat
itu semua organ tubuhku ini bekerja keras, saya menjadi si keras kepala dan
lupa segalanya.
Saat mata
dipaksa menatap layar, jari-jemari sibuk menari diatas papan, dan otak dipaksa
untuk berpikir keras, telinga dipaksa untuk tidak mendengarkan apapun, dan
perut dibiarkan bernyanyi. Saya pernah melakukan itu, dan yang saya hasilkan
hanya coretan, lesu, lingkaran hitam di bawah mata, rambut semakin rontok, jam
tidur berkurang, dan juga kepala yang terasa semakin berat.
Sejak saya
menjadi orang yang rakus, saya hanya duduk di pojok kamar, pokok ruang sempit
itu, dan menunggu di lorong-lorong itu. Tentu saja saya tidak sendiri, ada
beberapa orang yang silih berganti menghampiriku, mereka membagikan semangat,
berbagi tawa, dan juga memberikan saya tekanan yang teramat sangat yang membuat
saya semakin rakus.
Senin, 09 Desember 2013
Siapa Cepat Dia Yang Dapat
Ini bukan
siapa yang memulainya terlebih dahulu maka dia akan mengakhirinya lebih dulu.
Tapi ini tentang siapa yang cepat dia yang dapat.
1. Terkadang seseorang yang sudah memulai terlebih
dahulu, setiap hari orang itu juga melangkahkan kakinya melewati jalan itu, dan
orang itu hingga saat ini juga belum melewati garis finish di jalan tersebut.
2. Terkadang ada juga seseorang yang dia enggan memulainya,
kemudian ia mencoba melangkahkan kaki di jalan itu, setiap hari juga mencoba
berlari di jalan itu, dan akhirnya berhasil melewati finish lebih dulu
dibandingkan orang pertama.
3.
Terkadang lagi,
juga ada seseorang yang enggan memulainya, enggan mencobanya, dan atas dorongan
dari alam dia terjerumus masuk ke jalan itu, mau tidak mau dia juga harus
melangkah, dan alam terlalu baik dengannya hingga dia juga mencapai finish
lebih awal dari orang pertama.
Kehidupan ini
bukan tentang siapa yang memulainya terlebih dulu lalu dia sukes lebih dahulu.
Alam punya permainan yang lebih menarik dari itu. Alam mempunyai hukum cerdik
dan juga licik. Tidak perlu menjadi orang pintar untuk sukses. Kesuksesan hanya
bisa dicapai dengan dua macam cara, cerdik dan juga licik.
Sabtu, 07 Desember 2013
Memotivasi Diri Sendiri
Menulis lagi,
mencoba memulainya dari awal. Memompa kembali semangat-semangat yang masih
tersisa. Menyesali itu bukan akhir yang baik. Seorang teman dari masa lalu saya
mengatakan “jika kamu hidup dengan penyesalan, bukankah itu hanya menambah
beban di hidupmu, lebih baik kamu memotivasi diri sendiri, karena itu lebih
bijak daripada hanya sekedar menyesalinya”. Saya pernah kecewa dan juga
menyesalinya. Saya akan menjadikan kekecewaan ini sebagai kekuatan. Seseroang
itu juga pernah mengatakan “Bagi seorang pemenang, kekecewaan akan memberikan
inspirasi pada mereka untuk terus belajar, dan mengambil tindakan yang lebih
baik lagi”. Saya akan mencobanya.
Melangkah
sedikit demi sedikit mungkin lebih baik daripada banyak dan kamu tidak
mendapatkan manfaat dari perjalanan itu. “Saya hanya berusaha menerima,
menikmati, dan mensyukuri perjalanan ini. Karena semua akan ada akhir, baik itu
akhir yang sesuai ataupun yang tidak, saya juga harus menerimanya”. Menjadi
jujur untuk diri sendiri dan memotivasi diri untuk bisa melangkah lebih jauh
lagi.
Mencoba
mengerti dan mengartikan setiap langkah yang akan saya lalui, walau “terkadang
apa yang kita artikan, belum tentu sama dengan pesan yang ingin disampaikan”.
Saya akan tetap mencoba dan mempelajarinya. Semua akan ada akhir. Dan itu
senjata pamungkas saya untuk tetap mencobanya sampai akhir. Pura-pura tidak
peduli dengan akhir apa yang akan alam takdirkan. Saya akan melakukannya sampai
akhir.
Langganan:
Postingan (Atom)