Halaman

Senin, 16 Desember 2013

Benang Merah


Sekarang saya benar-benar tahu dan mengerti. Kehidupan seseorang itu telah terikat oleh sebuah benang merah yang tidak diketahui sejauh apa benang itu teruarai dan dimana ujung dari benang itu. Takdir kehidupan yang tidak ada seorangpun yang mengetahui, tidak ada yang tahu akan seperti apa hidupnya kelak. Tuhan itu Maha, setiap orang telah dikaitkan benang merah dalam kehidupannya. Manusia itu hanya perlu mengurai benang itu dan mencari tau dimana ujungnya.

Tidak mudah memang untuk sekedar mengurai benang itu, tapi jika kita sadar, sebenarnya kita juga sedikit demi setikit telah mengurai benang itu dan berjalan menyusuri benang itu juga. Benang merah saya dan anda tentu saja berbeda, maka dari itu jalan kita juga berbeda. Terkadang kita berdiri ditempat yang sama, melihat hal yang sama, memupuk mimpi yang sama, mengais harapan yang sama, memulai hal yang sama, tapi bukan berarti kita akan sampai dipenghujung tempat itu di waktu yang sama pula. Ada permainan alam yang mengendalikan langkah kita.


Itulah kenapa kehidupan ini juga bukan tentang siapa yang memulai lebih dahulu, maka akan mengakhirinya lebih dahulu juga. Hukum alam tidak semudah itu. Alam tidak mengijinkan kita untuk memulainya jika memang waktunya belum tepat. Kita mungkin saja sesekali rakus dengan hal itu. Tapi, jika waktunya belum tepat maka kita juga tidak bisa memulainya. Begitu pula saat kita menginginkan untuk mengakhiri, kita juga tidak bisa begitu saja mengakhiri jika memang waktunya belum tepat.

Kehidupan ini memang hanya sekedar waktu. Ketepatan suatu waktu, saat kita  harus memutuskan untuk memulai dan juga berhenti. Semuanya hanya tentang waktu. Manusia harus belajar melihat ketepatan waktu itu. Waktu memulai dan mengakhiri itu hanya tentang kesiapan bertemu dengan kesempatan.

Benang merahku itu, saya ingin meraba-raba sejauh mana dia terurai. Saya ingin berjalan dengan aman. Saya ingin melihat untaian benang itu. Sehingga saat saya berjalan, saya bisa melangkah dengan aman. Dalam beberapa hal, terkadang saya melihat jelas dimana benangku itu, tapi terkadang benangku itu hilang begitu saja dari pandangan mata. Benang merahku itu mungkin bersembunyi diantara puing-puing kekecewaan dan juga kemarahan hingga saya tidak bisa melihatnya. Dan saat itu terjadi, terkadang saya jatuh dan tidak mampu untuk bangkit. Saya tidak bisa melihat bahkan saat merabanyapun saya tidak mampu.


Tapi terkadang, saat rasa marah dan kecewaku itu memuncak, secara ajaib benang merah itu muncul kembali dan memaksa saya bangkit untuk meraih dan mengurainya lagi. Dan jika itu terjadi saya mencobanya lagi, lagi, dan lagi. Saya mencoba mengurai untaian itu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman

Get Code

pop2

pop