Jika hari ini saya masih saja gagal, maka saya akan menyiapkan satu
hari berikutnya untuk mencobanya kembali, berusaha kembali, dan memperjuangkan
kembali. Jika bulan inipun berlalu begitu saja, saya akan menyiapkan bulan
berikutnya untuk melakukan semampu saya. Ini sama saja seperti Januari yang
lalu, berganti dengan februari, melewati bulan-bulan yang berat dengan penuh
kekecewaan, tapi saya tetap saja menyiapkan bulan selanjutnya untuk tetap
mencoba, berusaha, dan juga memperjuangkan. Itu sama saja dengan tidak menyerah
dengan keadaan. Saya melakukan apa yang saya bisa, itu saja. Dengan begitu saat
saya mengenang kembali kekecewaan itu, saya tetap merasa nyaman.
Januari, berubah menjadi Februari, kemudian berlalu begitu saja
menjadi Juli, bahkan sekarang telah menjadi Desember. Jika Desember itu berlalu
begitu saja, maka akan menjadi Januari yang baru lagi. Tentu saja Januari yang
lalu dan Januari yang akan datang adalah dua sisi yang berbeda. Tapi, bagiku
masih ada sesosok Januari yang sama. Ini bukan tentang apa yang saya lakukan
selama satu tahun ini. Januari itu, adalah sesuatu yang pernah saya kenal dan
hingga kinipun saya masih mengenalnya, tepatnya hanya sebatas mengenalnya.
Kehidupan ini juga bukan tentang berapa banyak orang yang kamu kenal
dan berapa banyak orang yang kamu lupakan. Terkadang kehidupan ini juga tentang
seseorang atau beberapa orang yang berusaha untuk kamu lupakan, tetapi ragamu
masih tetap mempertahankannya. Kehidupan ini terkadang juga ajaib, bisa jadi
seseorang atau bahkan beberapa orang yang kamu lupakan itu adalah seseorang
yang justru mengingat banyak tentang mu.
Lagi-lagi kehidupan ini bukan tentang 1+1 = 2, atau kehidupan ini
terkadang juga bukan tentang permasalahan yang bertemu dengan jawaban. Ada
orang yang berhasil, ada orang yang gagal. Ada orang yang yang merangkak untuk
berhasil ada juga orang yang menyerah. Ada orang kaya, ada juga orang miskin.
Ada orang miskin yang sedang mengais uang untuk menjadi kaya. Ada orang yang
bahagia, ada juga orang yang menderita. Ada pula orang menderita yang sedang
mencoba mensyukuri nikmat itu. Kehidupan ini adalah milik orang yang
menikmatinya.
Saya juga telah mencoba menikmatinya. Sesekali saya bahagia, tapi
karena beberapa hal terkadang merasa
menjadi orang yang paling menderita. Terkadang saya ingin mejadi perempuan
dewasa, tapi untuk beberapa hal saya mempertahankan menjadi perempuan manja.
Terkadang saya menjadi sosok yang penuh rasa syukur dan menerima apapun takdir
itu begitu saja, tapi terkadang saya menjadi sesosok penghujat dan penuh
amarah. Terkadang saya menjadi terbuka dan penuh tawa, tapi terkadang saya
kembali menjadi pribadi yang tertutup dan diam tanpa suara.
Saya juga tidak mengerti kenapa saya bisa seperti ini. saya yang
pemarah, saya yang sering putus asa, saya yang pendiam, saya yang penghujat,
dan saya...saya... saya... yang lain-lain. Saya tidak tahu kenapa saya bisa
seperti ini. Mungkin ini soal kedewasaan, dewasa itu soal waktu. Dan saya juga
tidak tahu kapan saya menjadi orang dewasa dan jujur. Menjadi orang dewasa yang
jujur adalah sesuatu yang paling sulit di dunia ini, karena waktu juga tidak
bisa menjawab pertanyaan itu. Mungkin saat waktu berlalu begitu saja, saya akan
melewati fase dewasa ku itu begitu saja. Dan bisa saja ketika nantinya saya
tersadar, saya telah tumbuh menjadi tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar