Halaman

Selasa, 17 Desember 2013

Semua Ada Waktunya


Untuk apa menyerah, untuk apa putus asa, semua sudah ada waktunya. Ini hanya tentang waktu yang pas, tentang hukum alam yang tidak bisa dihindari atau juga dicari. Semua itu tentang hukum alam yang bisa kamu usahakan. Dan impian itu, hanya tentang apa yang bisa kamu lakukan dan kamu usahakan. Itu saja, semua butuh waktu. Kita tidak bisa meraihnya jika waktunya belum tepat.

Saya hanya sedang berusaha, masih berusaha, dan akan tetap berusaha. Saya melakukan semuanya sebisa saya dan semampu saya. Saya tidak akan menghujat, meski sesekali saya masih saja mengeluh. Mungkin saya juga pernah marah dan juga menyesal. Tapi lagi lagi itulah saya, saya yang masih belum menyadari dan menikmati setiap nikmat Tuhanku.


Sepanjang hidupku saya selalu mengeluh. Mengeluh kenapa alam menakdirkan kehidupan saya seperti ini. Kenapa saya tidak seperti mereka yang saya lihat. Saya sadar, ternyata saya telah melihat sisi yang salah dalam kehidupan yang telah saya lalui, hingga saya tidak mampu mensyukuri nikmat ini.


Hingga saat ini, saya hanya melihat mereka yang terlihat bahagia, hidup mapan, dan sukses. Saya hanya melihat itu. Saya lupa, jika di luar sana masih ada sisi alam yang berbeda dari yang selama ini saya lihat. Saat ini saya sadar, jika kehidupan ini bukan hanya diri saya sendiri dan keluarga. Kehidupan ini juga milik orang lain, ada teman, musuh, dan juga orang asing yang tidak kita kenal.

Kehidupan ini juga bukan hanya milik orang-orang kaya dengan segudang harta. Kehidupan ini juga milik pemulung, tukang sampah, petugas kebersihan, dan juga seorang pengemis. Kehidupan ini bukan sekedar materi, tapi kehidupan ini tentang hati nurani.

Mencoba mensyukuri nikmat Tuhan disetiap fase kehidupan, mungkin ini yang bisa menjadikan manusia itu merasa cukup. Kehidupan ini memang tidak hanya sekedar uang melimpah dan banyak harta, lalu hidup bahagia. Bukan hanya itu. Ada hal yang lebih rumit dari pada permainan materi, kehidupan ini juga tentang hati nurani dan rasa ikhlas.

Terkadang seseorang perlu melepaskan sesuatu, maka dia akan mendapat sesuatu. Bisa saja lebih baik dari sesuatu yang mereka lepaskan, tapi terkadang apa yang kita lepaskan itu lebih besar dari apa yang kita dapatkan, tapi terkadang seseoarang itu baru menyadari betapa berharganya apa yang telah mereka dapatkan itu setelah ia melepaskan kembali.

Hati manusia tidak bisa ditebak dengan nilai peluang dalam matematika. Siapa yang kita suka dan siapa yang kita benci. Ini hanya perminan waktu. Saat ini mereka bertengkar hebat, merasa tersakiti, tapi saat waktu berlalu mereka bisa saja telah berubah berbagi cinta dan kasih sayang. Tidak ada ketetapan yang pasti mengenai ini. Perasaan seseorang tidak dapat ditebak kedalamannya.


Mungkin benar jika kehidupan ini hanya tentang waktu. Dimana waktu yang mempertemukan pada sebuah takdir kehidupan yang menakjubkan. Rahasia sang waktu itu, juga tidak bisa ditebak dengan nilai peluang matematika. Waktu, siapa yang tahu. Kita tidak bisa memulai jika memang belum tepat. Kita juga tidak bisa mengakhiri jika waktu itu juga masih belum tepat. Yang bisa dilakukan manusia adalah melihat peluang waktu itu, merencanakan, mempersiapkan, lalu mereka bisa mengusahakan waktu yang tepat itu.


Manusia memang harus cerdik, kita tidak bisa hanya berjalan sesuai dengan hembusan angin dan aliran air. Itulah kenapa ada orang yang sukses, ada orang yang kaya,  dan orang yang miskin. Kita perlu belajar, mempersiapkan, dan mengusahakan. Setelah itu kita menunggu kesempatan. Waktu itu adalah keajaiban. Dan keajaiban itu hanya tentang sang waktu yang bertemu dengan kesiapan dan persiapan. Hanya itu saja. keajaiban = waktu/kesempatan + (persiapan dan kesiapan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman

Get Code

pop2

pop