Untuk apa
menyerah, untuk apa putus asa, semua sudah ada waktunya. Ini hanya tentang
waktu yang pas, tentang hukum alam yang tidak bisa dihindari atau juga dicari.
Semua itu tentang hukum alam yang bisa kamu usahakan. Dan impian itu, hanya
tentang apa yang bisa kamu lakukan dan kamu usahakan. Itu saja, semua butuh
waktu. Kita tidak bisa meraihnya jika waktunya belum tepat.
Saya hanya
sedang berusaha, masih berusaha, dan akan tetap berusaha. Saya melakukan
semuanya sebisa saya dan semampu saya. Saya tidak akan menghujat, meski
sesekali saya masih saja mengeluh. Mungkin saya juga pernah marah dan juga
menyesal. Tapi lagi lagi itulah saya, saya yang masih belum menyadari dan
menikmati setiap nikmat Tuhanku.
Sepanjang
hidupku saya selalu mengeluh. Mengeluh kenapa alam menakdirkan kehidupan saya
seperti ini. Kenapa saya tidak seperti mereka yang saya lihat. Saya sadar,
ternyata saya telah melihat sisi yang salah dalam kehidupan yang telah saya
lalui, hingga saya tidak mampu mensyukuri nikmat ini.
Hingga saat
ini, saya hanya melihat mereka yang terlihat bahagia, hidup mapan, dan sukses.
Saya hanya melihat itu. Saya lupa, jika di luar sana masih ada sisi alam yang
berbeda dari yang selama ini saya lihat. Saat ini saya sadar, jika kehidupan
ini bukan hanya diri saya sendiri dan keluarga. Kehidupan ini juga milik orang
lain, ada teman, musuh, dan juga orang asing yang tidak kita kenal.
Kehidupan ini
juga bukan hanya milik orang-orang kaya dengan segudang harta. Kehidupan ini
juga milik pemulung, tukang sampah, petugas kebersihan, dan juga seorang
pengemis. Kehidupan ini bukan sekedar materi, tapi kehidupan ini tentang hati
nurani.
Mencoba
mensyukuri nikmat Tuhan disetiap fase kehidupan, mungkin ini yang bisa
menjadikan manusia itu merasa cukup. Kehidupan ini memang tidak hanya sekedar
uang melimpah dan banyak harta, lalu hidup bahagia. Bukan hanya itu. Ada hal
yang lebih rumit dari pada permainan materi, kehidupan ini juga tentang hati
nurani dan rasa ikhlas.
Terkadang
seseorang perlu melepaskan sesuatu, maka dia akan mendapat sesuatu. Bisa saja
lebih baik dari sesuatu yang mereka lepaskan, tapi terkadang apa yang kita
lepaskan itu lebih besar dari apa yang kita dapatkan, tapi terkadang seseoarang
itu baru menyadari betapa berharganya apa yang telah mereka dapatkan itu
setelah ia melepaskan kembali.
Hati manusia
tidak bisa ditebak dengan nilai peluang dalam matematika. Siapa yang kita suka
dan siapa yang kita benci. Ini hanya perminan waktu. Saat ini mereka bertengkar
hebat, merasa tersakiti, tapi saat waktu berlalu mereka bisa saja telah berubah
berbagi cinta dan kasih sayang. Tidak ada ketetapan yang pasti mengenai ini.
Perasaan seseorang tidak dapat ditebak kedalamannya.
Mungkin benar
jika kehidupan ini hanya tentang waktu. Dimana waktu yang mempertemukan pada
sebuah takdir kehidupan yang menakjubkan. Rahasia sang waktu itu, juga tidak
bisa ditebak dengan nilai peluang matematika. Waktu, siapa yang tahu. Kita
tidak bisa memulai jika memang belum tepat. Kita juga tidak bisa mengakhiri
jika waktu itu juga masih belum tepat. Yang bisa dilakukan manusia adalah
melihat peluang waktu itu, merencanakan, mempersiapkan, lalu mereka bisa
mengusahakan waktu yang tepat itu.
Manusia memang
harus cerdik, kita tidak bisa hanya berjalan sesuai dengan hembusan angin dan
aliran air. Itulah kenapa ada orang yang sukses, ada orang yang kaya, dan orang yang miskin. Kita perlu belajar,
mempersiapkan, dan mengusahakan. Setelah itu kita menunggu kesempatan. Waktu
itu adalah keajaiban. Dan keajaiban itu hanya tentang sang waktu yang bertemu
dengan kesiapan dan persiapan. Hanya itu saja. keajaiban = waktu/kesempatan +
(persiapan dan kesiapan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar