Halaman

Kamis, 25 Juni 2015

Jungkat-jungkit


Aku pikir, aku bisa berpura-pura melupakan semuanya dan  berpura-pura tidak merindukan siapapun. Sering sekali aku hidup dengan perasaan acuh dengan apa yang ada dalam hatiku.  Melakukan segala sesuatunya sendiri. mengambil keputusan yang jauh dari kata pertimbangkan. Hidupku hanya sebatas bagaimana aku saat ini, seraya berharap kehidupanku kelak akan baik-baik saja dan bahagia.
Seseroang dari kehidupanku di masalalu mengatakan, “ada dua hal yang harus kau lakukan agar kau hidup bahagia: meminta maaf dan juga memaafkan dengan tulus”. Hanya itu dan aku telah menycobanya. Ini benar, karena saat kau tidak bisa memaafkan seseorang, pasti ada perasaan yang tertahan dalam hatimu dan itu akan membuatmu menderita. Dan aku yakin seseorang tidak akan bahagia, jika masih saja hidup dengan perasaan bersalah. Jadi aku pikir  benar jika kebagaiaan itu tentang dua hal: meninta maaf dan juga memaafkan.

Kamis, 21 Mei 2015

Bertemu kembali

Dan kau tahu bagaimana akhirnya kita bertemu? Dunia mengejutkanku dg kenyataan yg luar biasa. Dunia mempertemukan kembali saat kita telah menjadi dewasa. Setelah kami melewati banyak pertemuan dan perpisahan.
Pasti Ada alasan kenapa Tuhan mempertemukan seseorang untuk kedua kalinya. Dan aku sedang mencoba mencari tahu alasan itu. Terkadang masih ada ego yang muncul diantara kami. Semua melakukan pembenarannya sendiri-sendiri. Lalu seperti apa kami saat ini?
Sampai saat ini pertemuan itu masih sebatas kami mengetahui keadaannya. Berbagi cerita apa yang di lakukannya dan sesekali kami mengumbar angan tentang masa depan? Bersama??
Aku pikir ini terlalu dini untuk menyebut bersama atau kembali bersama. Pertemuan kami kali ini masih sebatas pertemuan di sebuah pertigaan jalan. Belum ada bayangan kita akan mengambil jalan bersama atau tetap kembali  di jalannya masing2.

Selasa, 19 Mei 2015

Jika Cinta Tinggal di Suatu Tempat



Cinta, Sarang, Love, Tresno. Beberapa kata dari beberapa bahasa yang mempunyai arti sama. Kemudian, mampukah aku mengartikannya?

Aku, si penikmat drama korea yang masih saja naif dengan kata itu. berusaha menghindar, meski sesekali aku merindukannya. Cinta dan jatuh cinta, aku merasakan dan mengalaminya. Aku mencintai keluargaku dan tentu saja aku pernah jatuh cinta. Pengalaman jatuh cinta dan perjalanan cinta yang pernah aku alami mengantarkan pada suatu kesimpulan bahwa cinta itu tinggal disuatu tempat. Cinta itu diam dan mendiami suatu tempat yang tidak bergerak. Iya, aku pikir seperti itulah cinta.

Cinta boleh saja tinggal disuatu tempat. Tapi ini berbeda dengan waktu. Dia cepat sekali berlalu. Kemudian aku menghitung mundur, berapa lama cinta itu tinggal disuatu tempat. Melangkah kembali menyusuri jejak-jejak waktu yang tanpa sadar aku melewatinya begitu saja. Hingga suatu saat aku berada dititik dimana cintaku itu tinggal. Dan aku menerima kenyataan bahwa cintaku itu sudah tidak ada di tempat itu. Cinta itu telah hilang dari sudut tempat yang dulu aku jumpai. 

Sesaat, saya menarik nafas panjang, dan kembali melihat sekitar tempat itu, berharap cinta itu hanya bersembunyi di suatu sudut lain di tempat itu. dan ternyata sama saja, di tempat itu, tidak ada lagi cinta itu. Memutuskan untuk kembali melangkah dengan bayang-bayang cinta itu. Hingga aku berkata dalam hati “Jika kita terlahir kembali di kehidupan kita selanjutnya, mari kita terlahir dengan kesamaan tempat, kedudukan, status, dan kesamaan yang membuat kita bersama. Atau Mari kita terlahir kembali sebagai seseoarang yang tidak pernah bertemu sama sekali”. Aku berharap terlahir kembali sebagai salah satu dari kedua takdir itu.

Jumat, 27 Maret 2015

Gerhana, ubi, dan senandung dalam kegelapan

Gerhana, Ubi, Kopi dan Senangdung dalam Kegelapan “Kami anak pramuka, pembela keamanan desa” itulah sepenggal senandung dalam gelapnya malam ini. Malam ini Langke Majok dan beberapa daerah di Manggarai di tempa pemadaman. Malam inipun kami hidup dalam damainya dunia. Terdengar suara nyanyian dari beberapa murid SD sedang menyanyikan beberapa lagu Pramuka. Maklum saja, tadi pagi kami ber-4 yang merupakan guru-guru SM3T di desa ini mengisi pramuka di SDK Langke Majok. Suara tersebut memecah keheningan malam. Ditemani bunyi-bunyi dari kayu yang mereka pukul-pukulkan ke kaleng rombeng semakin membah damai malam ini. Seketika kami ber-empat dari guru SM3T mendatangi asal suara itu. Ternyata di tepian jalan, sekitar 100 meter dari tempat tinggal kami. Kumpulan beberapa anak SD dan orang tua mereka. 

Duduk di tepian jalan, api unggun, Bintang, dan Gerhana bulan. Ini benar-benar pengalaman yang luar biasa. Sesampainya di tempat tersebut, kami langsung disambut dengan sapaan hangat dan senyuman ceria dari murid-murid kami. Melihat api, seketika kami tersadar bahwa kami memiliki beberapa ubi pemberian mama tua. Ubi bakar, secangkir kopi, dan juga alunan suara merdu anak SD menyanyikan Lagu Laskar pelangipun semakin menambah kehangatan di dinginnya malam Langke Majok. Sesekali saya menatap langit, berharap gerhana itu tidak cepat berlalu. Satu lagi pengalaman menakjubkan di tempat pengabdian. Kawan lihatlah pengabdian itu menyenangkan (

Senin, 23 Maret 2015

Salam Pramuka, dari Kami di Timur Indonesia


Selamat datang kakak, slamat datang kakak, selamat datang kami ucapkan.... itulah penggalan lagu sambutan ketika kami membina pramuka di SDK Langke Majok. Sapaan hangat dan wajah ceria penuh semangat mendamaikan hati kami.



 “Selamat siang semuanya” itulah kalimat pertama yang kami ucapkan. Dengan nada ceria nan penuh semangat merekapun menjawab.. “Selamat siang bu”. Selanjutnya kami mengawali dengan perkenalan diri. Kemudian kita berbincang hangat dengan mereka. Seperti umumnya “PRAMUKA” yang pernah saya ikuti, kegiatan ini dimulai dengan tepuk pramuka. Sebagian besar dari siswa kami sudah paham tentang tepuk pramuka ini. jadi tidak ada kendala yang berarti.

Kegiatan selanjutnya adalah memeriksa kerapihan. Kemudian kami menatap satu persatu siswa kami ini. Hati kami teriris miris. Periksa kerapihan? Apanya??? Tiba-tiba kami merasa bersalah telah memerintahkan itu.

               

TERUNTUK KAWAN MASA KECILKU



20 Maret 2015, Dini hari di Flores 01.29 WITA aku masih terjaga. Berbaring seraya menatap layar kecil dan melakukan komunikasi via BBM dengan salah satu teman dari masa kecilku hingga sekarang. Dia Rian, Riani R.P, salah satu kawan dari masa kecilku yang masih tergolong sering berbagi cerita. Seperti biasanya, kita berbagi cerita tentang apapun. Bercerita semuanya, bercanda, dan juga saling memberi semangat. Entah ada apa dengan hari ini. Tiba-tiba kami sampai pada titik kerinduan akan masa lalu. Masa kecil, masa dimana terasa lucu untuk diingatnya.
Teruntuk kawan SD ku. Masihkah kalian mengingatku? Bagaimana kabar kalian? Tahukah kalian, kali ini aku menyapa dari Flores? Dimana sekarang kalian tinggal? Aku benar-benar rindu. Rindu keluarga, kawan, dan juga tanah jawa. Pernahkah kalian mengingat kembali kala SD? Masa dimana kita masih lugu dan lucu?

AKHIRNYA MANGGARAI “NTT” (28 Agustus 2014)


28 Agustus 2014. Saya dan rombongan keluarga telah sampai di Bandara Ahmad Yani Semarang saat adzan subuh belum berkumandang. Kala itu, langit malam kota Semarang cukup cerah. Tidak ada bintang memang, tapi malam itu adalah saksi perjalanan hidupku selanjutnya. Perjalanan panjang telah saya awali sebelumnya. Menempuh perjalanan kurang lebih 200km dari Gombong menuju Semarang. Membelah heningnya malam di jalur tengah Jawa Tengah, mobil rombongan kami melaju dengan lancar.
28 Agustus 2014, sesuatu yang menakjubkan. Berpamitan dengan kedua orang tua dan sanak keluarga terasa mengharukan memang. Sesekali air mata ini jatuh, dan ingin rasanya raga ini tetap memeluk erat mereka. Rasanya ingin sekali membawa serta keluarga dalam perjalanan kehidupanku untuk satu tahun kedepan. Ini akan menjadi kali pertamanya saya meninggalkan keluarga tercinta dalam rentang waktu yang lama. Ya.. satu tahun, tanpa belaian lembut dan kasih sayang nyata dari keluarga. Terasa berat memang, tapi ketika saya melihat sekelompok orang berjaket hitam itu, sedikit-demi sedikit beban sayapun berkurang. Mereka yang berjaket hitam berlogo SM3T itu adalah keluarga saya selanjutnya.

Senin, 04 Agustus 2014

Lee You Ni


“Lee You Ni”.. apa kalian pikir aku menulis tentang korea dan aku link-kan ke kalian? Ohhh... Bukan-bukan, ini tentang kalian... ahhh bukan-bukan... ini tentang aku dan kalian. Okey....
Hehehehe kalian,, apa kabar???? Kulel ssi, aku harap berat badanmu naik. Yuyu ssi: Apa kabar dengan keluarga si Blue?? Kunil ssi: How are you? Kekekkekek. Yyaaa... yaya..yaaa.... jangan menertawakan tulisan ini. aku benar-benar tulus. Aku melewati puluhan kali menghapus dan menulis lagi kata demi kata. Yahh walau jauh dari sempurna. Yang jelas aku tidak membutuhkan koreksi dari kalian apa lagi nilai D seperti yang Baek Seung Jo berikan ke Oh Ha Ni... kkekkekkkekkee... Cukup baca.. dan apa yang kalian rasakan cukup simpan di dalam hati.. arraseo!!!


Minggu, 11 Mei 2014

26 Februari 2014


26 Februari 2014, saya genap berusia 23 Tahun dan saya di Wisuda dihari itu. 26 Februari, dihari itu saya bertambah tua dan juga bertambah nama. 29 Januari-26 Februari, aku lalui begitu saja. tentu saja mulai timbul kecemasan yang luar biasa. Bagaimana setelah 26 Februari? Bagaimana kehidupanku selanjutnya?

Untuk hari Wisuda + Ulang Tahunku itu saya mencoba lebih bijak, terutama untuk urusan finansial. Untuk merencanakan 26 Februariku itu, saya membuat keputusan untuk menekan jumlah pengeluaran. Saat itu saya memutuskan untuk tidak menggunakan jasa salon untuk menunjang penampilan saya saat wisuda. Itu salah satu cara saya berhemat. Niatan itu dipandang sebelah mata oleh beberapa orang disekitar saya, tentusaja ini berkaitan dengan Moment yang katanya “Sekali dalam seumur hidup”.  Bukankah setiap detik, menit, jam, tidak pernah terulang, jadi apa bedanya dengan moment wisuda? Nanti, jika saya ada limpahan rejeki, jika saya sudah menghasilkan uang sendiri, saya akan melakukan apasaja yang menyenangkan untuk diri saya sendiri. Saya akan lebih manusiawi pada diri saya sendiri, saya akan memperlakukan diri saya sendiri seperti halnya orang lain. Tapi Untuk saat itu, saya yang masih merengek meminta uang dari orang tua, saya yang masih mengemis uang dari orang tua, dan saya yang baru menyandang status PENGANGGURAN. Saya pikir akan lebih bijak jika saya memanfaatkan uang pemberian orang tua dengan sesuatu yang berguna bukan hanya satu hari itu.

Jumat, 09 Mei 2014

29 Januari 2014


Saya pikir hidupku waktu itu cukup keren. Tahun lalu,  Oktober 2013. Saya mempunyai sebuah harapan yang sekarang sudah terwujud. Iya kala itu, saya berdoa dan memohon untuk bisa lulus sebelum 29 JANUARI 2014. Dan ternyata harapan itu menjadi kenyataan, iya... saya sudah dinyatakan LULUS dan tercatat bukan mahasiswa Geo Unnes lagi, tepat satu hari sebelum 29 JANUARI 2014.  Ya, saya sudah lulus dan saya bukan mahasiswa. Lega, perjuangan panjang melelahkan itu berkahir. Berakhir. Waktu itu saya hanya berpikir perjuangan itu berakhir.



29 Januari 2014. Waktu masih menunjukan 00.01 WIB. Waktu itu saya masih terjaga di sudut ruang kecil, dan menatap layar yang menampilkan dunia yang selama ini menghiburku. Yaaa... 28 Januari yang merupakan akhir, telah berlalu dan saya menyadari itu. Ketika 29 Januari menggantikan 28 Januari yang telah berakhir, saat itu saya tersadar bahwa 29 Januari 2014 merupakan awal, awal dari semuanya. Hari itu, hari dimana saya bahkan lupa bagaimana mengucapkan kata SELAMAT bahkan untuk diri saya sendiri yang telah berhasil LULUS.

Halaman

Get Code

pop2

pop