Halaman

Jumat, 27 Maret 2015

Gerhana, ubi, dan senandung dalam kegelapan

Gerhana, Ubi, Kopi dan Senangdung dalam Kegelapan “Kami anak pramuka, pembela keamanan desa” itulah sepenggal senandung dalam gelapnya malam ini. Malam ini Langke Majok dan beberapa daerah di Manggarai di tempa pemadaman. Malam inipun kami hidup dalam damainya dunia. Terdengar suara nyanyian dari beberapa murid SD sedang menyanyikan beberapa lagu Pramuka. Maklum saja, tadi pagi kami ber-4 yang merupakan guru-guru SM3T di desa ini mengisi pramuka di SDK Langke Majok. Suara tersebut memecah keheningan malam. Ditemani bunyi-bunyi dari kayu yang mereka pukul-pukulkan ke kaleng rombeng semakin membah damai malam ini. Seketika kami ber-empat dari guru SM3T mendatangi asal suara itu. Ternyata di tepian jalan, sekitar 100 meter dari tempat tinggal kami. Kumpulan beberapa anak SD dan orang tua mereka. 

Duduk di tepian jalan, api unggun, Bintang, dan Gerhana bulan. Ini benar-benar pengalaman yang luar biasa. Sesampainya di tempat tersebut, kami langsung disambut dengan sapaan hangat dan senyuman ceria dari murid-murid kami. Melihat api, seketika kami tersadar bahwa kami memiliki beberapa ubi pemberian mama tua. Ubi bakar, secangkir kopi, dan juga alunan suara merdu anak SD menyanyikan Lagu Laskar pelangipun semakin menambah kehangatan di dinginnya malam Langke Majok. Sesekali saya menatap langit, berharap gerhana itu tidak cepat berlalu. Satu lagi pengalaman menakjubkan di tempat pengabdian. Kawan lihatlah pengabdian itu menyenangkan (

Senin, 23 Maret 2015

Salam Pramuka, dari Kami di Timur Indonesia


Selamat datang kakak, slamat datang kakak, selamat datang kami ucapkan.... itulah penggalan lagu sambutan ketika kami membina pramuka di SDK Langke Majok. Sapaan hangat dan wajah ceria penuh semangat mendamaikan hati kami.



 “Selamat siang semuanya” itulah kalimat pertama yang kami ucapkan. Dengan nada ceria nan penuh semangat merekapun menjawab.. “Selamat siang bu”. Selanjutnya kami mengawali dengan perkenalan diri. Kemudian kita berbincang hangat dengan mereka. Seperti umumnya “PRAMUKA” yang pernah saya ikuti, kegiatan ini dimulai dengan tepuk pramuka. Sebagian besar dari siswa kami sudah paham tentang tepuk pramuka ini. jadi tidak ada kendala yang berarti.

Kegiatan selanjutnya adalah memeriksa kerapihan. Kemudian kami menatap satu persatu siswa kami ini. Hati kami teriris miris. Periksa kerapihan? Apanya??? Tiba-tiba kami merasa bersalah telah memerintahkan itu.

               

TERUNTUK KAWAN MASA KECILKU



20 Maret 2015, Dini hari di Flores 01.29 WITA aku masih terjaga. Berbaring seraya menatap layar kecil dan melakukan komunikasi via BBM dengan salah satu teman dari masa kecilku hingga sekarang. Dia Rian, Riani R.P, salah satu kawan dari masa kecilku yang masih tergolong sering berbagi cerita. Seperti biasanya, kita berbagi cerita tentang apapun. Bercerita semuanya, bercanda, dan juga saling memberi semangat. Entah ada apa dengan hari ini. Tiba-tiba kami sampai pada titik kerinduan akan masa lalu. Masa kecil, masa dimana terasa lucu untuk diingatnya.
Teruntuk kawan SD ku. Masihkah kalian mengingatku? Bagaimana kabar kalian? Tahukah kalian, kali ini aku menyapa dari Flores? Dimana sekarang kalian tinggal? Aku benar-benar rindu. Rindu keluarga, kawan, dan juga tanah jawa. Pernahkah kalian mengingat kembali kala SD? Masa dimana kita masih lugu dan lucu?

AKHIRNYA MANGGARAI “NTT” (28 Agustus 2014)


28 Agustus 2014. Saya dan rombongan keluarga telah sampai di Bandara Ahmad Yani Semarang saat adzan subuh belum berkumandang. Kala itu, langit malam kota Semarang cukup cerah. Tidak ada bintang memang, tapi malam itu adalah saksi perjalanan hidupku selanjutnya. Perjalanan panjang telah saya awali sebelumnya. Menempuh perjalanan kurang lebih 200km dari Gombong menuju Semarang. Membelah heningnya malam di jalur tengah Jawa Tengah, mobil rombongan kami melaju dengan lancar.
28 Agustus 2014, sesuatu yang menakjubkan. Berpamitan dengan kedua orang tua dan sanak keluarga terasa mengharukan memang. Sesekali air mata ini jatuh, dan ingin rasanya raga ini tetap memeluk erat mereka. Rasanya ingin sekali membawa serta keluarga dalam perjalanan kehidupanku untuk satu tahun kedepan. Ini akan menjadi kali pertamanya saya meninggalkan keluarga tercinta dalam rentang waktu yang lama. Ya.. satu tahun, tanpa belaian lembut dan kasih sayang nyata dari keluarga. Terasa berat memang, tapi ketika saya melihat sekelompok orang berjaket hitam itu, sedikit-demi sedikit beban sayapun berkurang. Mereka yang berjaket hitam berlogo SM3T itu adalah keluarga saya selanjutnya.

Senin, 04 Agustus 2014

Lee You Ni


“Lee You Ni”.. apa kalian pikir aku menulis tentang korea dan aku link-kan ke kalian? Ohhh... Bukan-bukan, ini tentang kalian... ahhh bukan-bukan... ini tentang aku dan kalian. Okey....
Hehehehe kalian,, apa kabar???? Kulel ssi, aku harap berat badanmu naik. Yuyu ssi: Apa kabar dengan keluarga si Blue?? Kunil ssi: How are you? Kekekkekek. Yyaaa... yaya..yaaa.... jangan menertawakan tulisan ini. aku benar-benar tulus. Aku melewati puluhan kali menghapus dan menulis lagi kata demi kata. Yahh walau jauh dari sempurna. Yang jelas aku tidak membutuhkan koreksi dari kalian apa lagi nilai D seperti yang Baek Seung Jo berikan ke Oh Ha Ni... kkekkekkkekkee... Cukup baca.. dan apa yang kalian rasakan cukup simpan di dalam hati.. arraseo!!!


Minggu, 11 Mei 2014

26 Februari 2014


26 Februari 2014, saya genap berusia 23 Tahun dan saya di Wisuda dihari itu. 26 Februari, dihari itu saya bertambah tua dan juga bertambah nama. 29 Januari-26 Februari, aku lalui begitu saja. tentu saja mulai timbul kecemasan yang luar biasa. Bagaimana setelah 26 Februari? Bagaimana kehidupanku selanjutnya?

Untuk hari Wisuda + Ulang Tahunku itu saya mencoba lebih bijak, terutama untuk urusan finansial. Untuk merencanakan 26 Februariku itu, saya membuat keputusan untuk menekan jumlah pengeluaran. Saat itu saya memutuskan untuk tidak menggunakan jasa salon untuk menunjang penampilan saya saat wisuda. Itu salah satu cara saya berhemat. Niatan itu dipandang sebelah mata oleh beberapa orang disekitar saya, tentusaja ini berkaitan dengan Moment yang katanya “Sekali dalam seumur hidup”.  Bukankah setiap detik, menit, jam, tidak pernah terulang, jadi apa bedanya dengan moment wisuda? Nanti, jika saya ada limpahan rejeki, jika saya sudah menghasilkan uang sendiri, saya akan melakukan apasaja yang menyenangkan untuk diri saya sendiri. Saya akan lebih manusiawi pada diri saya sendiri, saya akan memperlakukan diri saya sendiri seperti halnya orang lain. Tapi Untuk saat itu, saya yang masih merengek meminta uang dari orang tua, saya yang masih mengemis uang dari orang tua, dan saya yang baru menyandang status PENGANGGURAN. Saya pikir akan lebih bijak jika saya memanfaatkan uang pemberian orang tua dengan sesuatu yang berguna bukan hanya satu hari itu.

Jumat, 09 Mei 2014

29 Januari 2014


Saya pikir hidupku waktu itu cukup keren. Tahun lalu,  Oktober 2013. Saya mempunyai sebuah harapan yang sekarang sudah terwujud. Iya kala itu, saya berdoa dan memohon untuk bisa lulus sebelum 29 JANUARI 2014. Dan ternyata harapan itu menjadi kenyataan, iya... saya sudah dinyatakan LULUS dan tercatat bukan mahasiswa Geo Unnes lagi, tepat satu hari sebelum 29 JANUARI 2014.  Ya, saya sudah lulus dan saya bukan mahasiswa. Lega, perjuangan panjang melelahkan itu berkahir. Berakhir. Waktu itu saya hanya berpikir perjuangan itu berakhir.



29 Januari 2014. Waktu masih menunjukan 00.01 WIB. Waktu itu saya masih terjaga di sudut ruang kecil, dan menatap layar yang menampilkan dunia yang selama ini menghiburku. Yaaa... 28 Januari yang merupakan akhir, telah berlalu dan saya menyadari itu. Ketika 29 Januari menggantikan 28 Januari yang telah berakhir, saat itu saya tersadar bahwa 29 Januari 2014 merupakan awal, awal dari semuanya. Hari itu, hari dimana saya bahkan lupa bagaimana mengucapkan kata SELAMAT bahkan untuk diri saya sendiri yang telah berhasil LULUS.

Rabu, 15 Januari 2014

Saya Menunggu, Tapi Menunggu itu Tidaklah Mudah



Menunggu itu bukan tentang berapa menit, jam, hari, minggu, bulan, atau tahun. Ini hanya tentang kemampuan dan kemauaan saya. Selama saya merasa mampu dan mau, maka lama atau tidaknya itu saya akan tetap menunggu. Menunggu itu juga bukan cara termudah yang dilakukan seorang pejuang atau bahkan pecundang. Mengunggu itu juga bukan cara terbodoh yang dilakukan seseorang yang tidak mau bekerja keras. Karena menunggu itu tidaklah mudah.

Saya sering menunggu, menunggu seseorang, menunggu banyak orang, dan menunggu sebuah takdir kehidupan. Menunggu itu tidak mudah. Menunggu itu adalah sebuah pekerjaan penuh dengan harapan dan keputus-asaan. Menunggu itu terkadang tentang sebuah keikhlasan menerima hasil akhir dari apa yang telah diusahakan dan diperjuangkan. Terkadang lagi menunggu itu juga bukan seberapa banyak waktu dan uang yang telah kamu habiskan dalam proses itu. Karena terkadang menunggu itu adalah alasan untuk mempertahankan sesuatu yang telah dilakukan dan tentunya diusahakan.

Selasa, 14 Januari 2014

Kwak Dong-Yeon (Young Shin Jung Tae) Profile

Orang yang terlahir tampan ini dikenal dengan nama Kwak Dong Yeon. Kelahiran 16 Maret 1997.  Kwak Dong Yeon telah membintangi beberapa drama diantaranya:
Pertama: My Husband Got Family---- ini drama ada Minhyuk CN-Blue juga. Kedua: Jang OK Jung. Drama nya si Cantik Kim Tae Hee. Adolescence Medley------ drama remaja dan jadi pemeran utama walau Cuma 4 episode, yang penting TAMPAN. Dan yang Tearkhir dan akan tanyang 15 Januari 2014 ini, Si Kwak Dong Yeon tampan akan berperan sebagai Young Shin Jung Tae (Di bacanya Kim Hyun Joong Remaja) di drama Inspiring Generation

Selasa, 07 Januari 2014

Kemudian Saya


Saya akan bertahan. Saya akan mempertahankan apa yang saya bisa pertahankan, merubah apa yang memang harus saya rubah, dan ikhlas menerima sesuatu yang tidak bisa saya pertahankan dan saya rubah. Menyerah itu bukan sebuah akhir, menyerah itu pilihan. Menyerah atau tidak itulah yang harus diputuskan. Saat seseorang telah berusaha sebisa dan semampu mereka, tetapi tidak mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan, pantaskah untuk menyerah? Tentu saja TIDAK. Kenapa harus menyerah? Hidupmu juga tidak akan berhenti begitu saja saat kamu menyerah. Jadi saat terburukpun, seharusnya tidak ada menyerah.

Tentu saja saya pernah merasa berada diposisi terburuk dalam hidupku itu, tentu saja saya tidak menyerah. Saya masih mempertahankan, saya masih mencoba menata kembali sisa-sisa semangat itu, dan tentunya saya akan memulai lagi. Tidak ada tugas terkhir di dunia ini. Saat satu per satu tugas itu berakhir, maka tugas baru akan muncul kembali. Saat seseorang menyerah dengan satu tugas itu, dan membiarkan tugas itu begitu saja, kemudian menyerah. Tugas yang baru itu mungkin tidak akan datang. Sekalipun tugas yang baru itu datang, tugas itu datang dengan bayangan tugas yang belum terselesaikan.

Kemudian saya berdoa dan berharap, jika ini salah satu tugasku yang benar-benar akan saya selesaikan, maka mudahkanlah saya dalam menyelesaikan segala urusan di tugas ini, dan kemudian saya meminta “dekatkan saya dengan tugas baru yang mampu saya selesaikan”. Terkadang kata IKHLAS lebih menentramkan pikiran dibandingkan dengan kata MENYERAH.

Halaman

Get Code

pop2

pop