Saya akan
bertahan. Saya akan mempertahankan apa yang saya bisa pertahankan, merubah apa
yang memang harus saya rubah, dan ikhlas menerima sesuatu yang tidak bisa saya
pertahankan dan saya rubah. Menyerah itu bukan sebuah akhir, menyerah itu pilihan.
Menyerah atau tidak itulah yang harus diputuskan. Saat seseorang telah berusaha
sebisa dan semampu mereka, tetapi tidak mendapatkan hasil yang sesuai dengan
harapan, pantaskah untuk menyerah? Tentu saja TIDAK. Kenapa harus menyerah?
Hidupmu juga tidak akan berhenti begitu saja saat kamu menyerah. Jadi saat
terburukpun, seharusnya tidak ada menyerah.
Tentu saja
saya pernah merasa berada diposisi terburuk dalam hidupku itu, tentu saja saya
tidak menyerah. Saya masih mempertahankan, saya masih mencoba menata kembali
sisa-sisa semangat itu, dan tentunya saya akan memulai lagi. Tidak ada tugas terkhir
di dunia ini. Saat satu per satu tugas itu berakhir, maka tugas baru akan
muncul kembali. Saat seseorang menyerah dengan satu tugas itu, dan membiarkan
tugas itu begitu saja, kemudian menyerah. Tugas yang baru itu mungkin tidak
akan datang. Sekalipun tugas yang baru itu datang, tugas itu datang dengan
bayangan tugas yang belum terselesaikan.
Kemudian saya
berdoa dan berharap, jika ini salah satu tugasku yang benar-benar akan saya
selesaikan, maka mudahkanlah saya dalam menyelesaikan segala urusan di tugas ini,
dan kemudian saya meminta “dekatkan saya dengan tugas baru yang mampu saya
selesaikan”. Terkadang kata IKHLAS lebih menentramkan pikiran dibandingkan dengan
kata MENYERAH.