Halaman

Senin, 28 September 2015

Anti Sosial (Embuh)



Aku pikir sifat anti sosialku semakin akut. Kenapa aku begitu takut bertemu dunia luar? Semakin hari ada kekuatan yang membuatku tetap tertahan di ruang sempit ini. Ini bukan ruang yang nyaman, bahkan tidak ada kenyamanan sama sekali. Aku terdiam seolah hidupku damai. Tapi otakku masih tidak bisa berdamai dengan dengan hidupku ini.

Ketakutan sosialku semakin tinggi, bahkan aku tidak berani untuk sekedar menyapa orang-orang yang dulu aku kenal. Ada beban sosial yang teramat sangat yang mengganjal pikiranku. Langkahku selalu tertahan. Dan kegiatankupun jauh dari kata berguna.

Aku telah tumbuh menjadi Retno Ristianingrum yang berusia 24 tahun dan telah menyelesaikan study strata satu ku. Bahkan aku telah mampu berjalan jauh sampai di Flores sana. Tapi kenapa aku masih jauh dari kata dewasa? Aku pikir ini bukan lagi saatnya bagiku hanya berorientasi pada mimpi yang tidak masuk akal. Aku sudah memutuskan menyerah terhadap impianku semenjaka aku menulis “Retno Ristianingrum, mau jadi apa kamu”.

Minggu, 27 September 2015

Pulau Flores #Part 5 "TERIMA KASIH SMP NEGERI 6 SATARMESE"

SMP Negeri 6 Satarmese
Setelah satu bulan berlalu, akhirnya aku beranikan diri untuk menulis ini. Tentu ada rasa takut, sungkat, dan juga rindu yang menggebu ketika aku menuliskan ini. Menjadi bagian dari keluarga besar SMP Negeri 6 Satarmese adalah kebahagiaan yang luar biasa. Sebuah takdir dan pengalaman luar biasa yang pernah saya alami. Tak henti-hentinya aku mengucap syukur dan juga maaf untuk satu tahun kebersamaan.
Siswa Menuruni bukit menuju sekolah
medan paling terjal
Aku masih mengingat jelas  langkah kaki pertama SMP Negeri 6 Satarmese pada tanggal 29 Agustus 2014 yang lalu. Menuruni bukit selama 30 menit jalan kaki dari perempatan Langke Majok sampai di SMPN6 adalah awal dari pengalaman yang menakjubkan. Pagi itu begitu dingin, langkahku  nampak begitu pelan dibandingkan dengan semangat calon anak didiku itu. Aku masih mengingat jelas nama siswa yang pertama kali aku ajak berkenalan. Siswa kelas VIII D yang ternyata memiliki nama yang sama denganku “Retno”. Sambil bertanya banyak hal aku dan segerombolan siswa kelas VIII berjalan menuju sekolah. Berkali-kali aku bertanya apakah SMP nya masih jauh? Mereka menjawabnya “tidak ibu”. Tapi menurutku aku sudah berjalan sangat jauh.

Sabtu, 26 September 2015

Pulau Flores #Part 4 "Langke Majok“ (Keluarga Om Pius)

@Bandara Ruteng.. Edisi Alen berangkat ke Kupang

Keluarga Om Pius. Aku merasa menjadi bagian dari keluarga ini meski kami menyembah Tuhan dengan nama dan cara yang berbeda. Dan aku yakin tiga orang teman seperjuanganku pun merasakan hal yang sama. Melebur menjadi keluarga. Kami hidup bersama di keluarga ini selama satu tahun. Keluarga yang luar biasa, semacam keluarga musisi. Seluruh anggota keluarganya bersuara merdu.

Om Pius, dia merupakan bapak bagi kami ber-empat, dan sering sekali kami merepotkan si om. “Om, bisa antar kami ke Ruteng om?”. Dengan mobil kebanggaan AKPP kami berempatpun menuju Ruteng dan memborong sembako sebagai bekal hidup di Langke Majok. Mobil Pik up milik om pius tercatat pernah mengantar kami ke Pantai Nangawoja di hari ketiga kami di desa ini. Ke Ruteng? Entah berapa kali, yang jelas berkali-kali. Ke Mowol,  ketika kami sedang melaksanakan program kerja di SMP Satap Mowol. Ke embung dan bakaran ayam atau hanya sekedar pergi ke kebun milik Om Pius, memanen jagung dan rambutan. Perjalanan malam hari, pesta? Siapa takut, ada om yang selalu menjaga kami, jadi kami aman. Terima Kasih Om Pius, telah menjadi ayah yang sangat baik selama setahun. Semoga sehat selalu.

Jumat, 25 September 2015

PULAU FLORES #PART 3 "LANGKE MAJOK (Mencoba Tumbuh Menjadi Keluarga #AKPP)"


Terima Kasih DIKTI, dengan programmu aku bisa menikmati sunyinya “Langke Majok”. 29 Agustus 2014, pertama kalinya aku menginjakkan kaki di desa ini. Desa yang dikelilingi oleh pegunungan dan perbukitan. Langke Majok merupakan salah satu kawasan di Desa Nao, Kecamatan Satarmese Utara, Kabupaten Manggarai. Desa yang asri, sunyi, sejuk, dan ramah. Lokasinya tidak jauh dari Kota Ruteng, cukup satu jam. Dan desa ini juga berada di jalur utama menuju tempat wisata adat, Kampung Adat Todo, dan juga Kampung Waerebo.

Per-29 Agustus 2014 sampai dengan 20 Agustus 2015, saya ditakdirkan menjadi Anak Kos NTT yang ceritanya lagi jadi ibu guru yang mengabdi di daerah Terluar, Terdepan, dan Tertinggal. hahahahaa Mengabdi katanya.... tapi menurutku hanya sekedar menjalankan tugas. Semacam tugas kenegaraan dalam bahasa kerennya. Hahahaha

Satu tahun menjadi anak kos NTT. Aku dan teman seperjuangan, sebut saja Yayu Niu, Yayu Shinta, dan Yayu Anis hidup di sebuah rumah milik keluarga “Om Pius”. Kami menyewa dua kamar. Dan patner tidurku satu tahun saat itu adalah Yayu Shinta. Kami berasal dari LPTK yang sama, UNNES. Anak Semarang ceritanya, tapi asal kelahiran kami berbeda, tapi tetap satu rumpun yaitu rumpun NGAPAK.

Kamis, 24 September 2015

Pulau Flores #Part "2 Ruteng (KOTA)"

SM3T Unnes Angkatan IV Penempatan Kabupaten Manggarai

Ruteng. Aku yakin banyak orang yang masih merasa asing dengan kata “Ruteng”. Dibandingkan dengan Labuhan Bajo, Kota Ruteng kalah pamor daripada Labuhan Bajo yang terkenal dengan tempat  transit sebelum tracking kece di Taman Nasional Komodo. Tapi Ruteng???

Secara umum saya lebih suka Ruteng. Kenapa? Hawa dingin, kabut dingin (Bukan Kabut Asap lohh yaa), udara segar, kesunyian, dan juga tata ruang kota yang lebih rapih dan indah. Puncak musim kemarau adalah titik terdingin kota ini. Kabut dengan indahnya menyapa setiap harinya dan menambah kesejukan kota ini. Kalian bisa bergaya ala Korea disini. Memakai jaket tebal dan syal ala korea. Dan dijamin tidak salah kostum. Banyak sekali dijumpai orang-orang memakai baju tebal. Di kota ini juga banyak dijumpai toko-toko yang menjual baju-baju bekas dari LN. Aku menyebutnya Awul-awul atau bisa juga disebut “Mol” bukan “Mall” loh yaa... Mol alias Molak-Malik. Jadi kamu harus bener-bener teliti saat kamu berencana membeli baju-baju bekas itu.

Pulau Flores #Part 1 "Labuhan Bajo"

Ingatanku hampir memudar, ini tentang bagaimana kesan pertamaku di pulau sejuta bunga “Pulau Flores”. Kesan pertama di Flores??
1.      Panasss
Panasnya Labuhan Bajo…

Gb.  Bandar Udara Labuhan Bajo "28 Agustus 2014
 Gambar di atas diambil setahun yang lalu. Sekarang sudah tidak ada lagi tulisan dan patung komodonya.

Selasa, 22 September 2015

Musim Telah Kembali


Mungkinkah ini akhir dari mimpi panjang di musim panas? Ada sesuatu yang hilang dan meninggalkan luka? Sampai saat ini aku masih mengingat mimpi itu, dan terkadang akupun masih memeluk erat mimpi itu. Bagaimana tidak, kami tumbuh bersama selama semusim itu. Kami tumbuh dari rasa asing dan canggung satu sama lain. Tumbuh dan berkembang menjadi begitu hangat. Berbagi cerita cinta, kehidupan, perpisahan, dan juga persahabatan dan angan. Sungguh sangat nyaman.

Kemudian, hari-hari berlalu dan musim kembali seperti pertama kali kita dipertemukan. Musim ini kembali dan membawa angin yang membuat kami kembali menjadi asing satu sama lain. Perlahan menjadi canggung, bahkan untuk sekedar saling menyapa.

Kini, saat ikatan melemah, keakraban merapuh, salam dan kebersamaan terasa hampir nihil. Maka yang tersiksa adalah kerinduan. Dan sungguh aku merindukanmu. Bogosipoyeo…

Senin, 21 September 2015

Jangan Merindukannya


Mentari pagi menyapaku dari balik jendela. Membuka mata dan menarik nafas panjang. Masih ada sisa mimpi semalam yang mengganggu pikiranku. Nampak seperti ada hati yang terluka. Seperti mendapatkan sebuah sihir, ingatanku kembali tentang masa itu.

Merindukannya? Sangat merindukan. Jadi kumohon jangan ijinkan hatiku kembali merindukannya. Ini sangat melelahkan, sama seperti sebuah cinta tak terbalas, dan cinta yang tersampaikan. Jadi kumohon jangan ijinkan aku merindukannya.

Senin, 14 September 2015

Alasan Kenapa Aku Harus Hidup


Menanti apa yang seharusnya dinanti. Berkata apa yang suharusnya ingin dikatakan. Menjawab apa yang telah dipertanyakan. Dunia ini masih penuh dengan ketidak pastian. Seseorang yang dekat denganmu hari ini pun belum tentu menjadi bagian dari cerita di masa depanmu. Seseorang yang berjasa dan tampak sangat dekat dikehidupan mu cukup lama pun mungkin akan bernasib sama. Perlahan menghilang seperti buih.

Seseorang dengan kisah terlamapun bisa saja menghilang tanpa jejak. Terkikis oleh angin, tertimbun oleh debu, dan di hapus oleh air hujan. Kehidupan… sampai saat ini aku benar-benar tidak tahu makna di balik kata itu. Sampai saat ini aku masih mengartikannya sebagai proses. Sesuatu yang berlangsung terus menerus. Tidak ada akhir, sekalipun aku telah mencoba mengakiri. Saling terikat, meski berkali-kali terputus oleh suatu hal.

Topeng



Aku tidak pernah tahu semenjak kapan aku hidup dengan sejuta keulahan. Ada saja yang membuat bibir ini selalu berucap keluh setiap saat. Jemariku merangkai kata, hatiku gemetar, dan akhirnya air mata ini selalu saja mengalir. Menangis dalam diam. bercerita dalam kebisuan. Tersenyum dalam kepura-puraan, nampak bahagia dengan berbagai ekspresi muka dalam media sosial.

Menjadi naif dan semakin naif dengan keadaanku saat ini. Seperti menggunakan topeng. Aku bisa merubah ekpresiku. Hati berkata apa, muka menampilkannya berbeda. Terkadang aku mengatakan aku membencinya, tapi hatiku berkata lain.. aku benar-benar menyukainya. Mengatakan aku menyukainya, tapi hatiku hanya tidak ingin membuatnya terluka.

Lelah dan sangat melelahkan. Meski aku tidak lagi menempuh perjalanan panjang menaiki dan menuruni bukit. Tapi kenapa hari-hariku kini begitu melelahkan? 

Berpura-pura tabah, menjadi sosok kuat dalam dunia cerita "katanya" tapi tetap saja, aku lemah dan menjadi semakin lemah dengan keadaan saat ini. Entah mengapa aku berpikir terlalu banyak yangmengikat ruang gerakku. Melahkan dan kembali berakhir dengan tangisan yang entah apa yang sedang aku tangisi.

Menata Hati

Hancur???
Tentu saja, kehidupan ini memang banyak sekali pertemuan
Tapi kemudian satu persatu kembali menghilang
Menghilang karena kesedian, menghilang untuk kebahagiaan, atau tanpa sadar terseleksi oleh alam.
Setelah sebuah perjalanan panjang dan mengalami banyak perpisahan... 
Bagaimana mungkin kehancuran itu dihindari?
Mencoba menata kembali
Mengumpulkan sisa-sisa kehancuran dan kemarahan sebagai semangat.
Aku akan memulai sedikit demi sedikit
Kembali merangkai asa, angan, cita, dan tentu saja cinta

Takut??

Takut & ketakutan..
Entahlah...
Ada langkah yang masih tertahan.
Ada hati yg enggan bergerak
Ada harapan yg tetap diam dengan nyaman..

Nyaman??
Mungkin saja tidak
Ini hanya terlihat seolah-olah nyaman

Putus asa?
Tentu saja tidak, hanya saja sedikit realistis dengan keadaan yang ada.

Enggan?
Tentu saja tidak
Hanya saja aku masih terlalu lemah
Tidak... mungkin terlalu takut untuk melangkah dan memulai kembali

Minggu, 06 September 2015

I don’t Like Love - XIAH JUNSU (JYJ) Indonesian Translation

헝클어진 내 머리처럼
(Heongkheureojin nae meoricheoreom)
Seperti rambutku yang kusut

내 마음속도 점점 엉망이 돼가죠
(Nae maeumsokdo jeomjeom eongmangi dwaegajyo)
Hatiku yang terdalam menjadi berantakan

요즘은 정말 사는게 사는게 아니야
(Yojeumeun jeongmal saneunge saneunge aniya)
Hari-hari yang aku jalani kini, aku hidup tak tampak seperti benar-benar hidup

그냥 니가 보고 싶어
(Geunyang niga bogo sipheo)
Aku hanya merindukan dirimu

Rabu, 02 September 2015

Baik-Baik Saja ^_^

Setelah perjalanan satu tahun yang menakjubkan, hampir saja saya kehilangan arah. Melihat kembali gambar-gambar yang telah terkumpul, aku menangis lagi. Air mata kembali mengaburkan pandanganku. Selalu seperti ini, ketika aku kembali melihatmu. Diam kemudian menangis lagi. Hingga tanpaku sadari, waktu berlalu begitu cepat. Hari terus berganti, dan lagi, apakah aku masih tetap menunggumu?

Dengan bodohnya aku terus mencarimu. Ketika mata ini terbuka sering kali aku berpikir aku masih tinggal di tempat itu. Air mata kembali mengalir, ketika aku menengangmu. Dan tetap saja seperti ini. Hari kembali berlalu.

Halaman

Get Code

pop2

pop