Saat ini menyerah
bukan jalan terakhir, yang bisa saya lakukan adalah berusaha dan memperbaiki
kesalahan-kesalahan masa lalu. Memulai memompa kembali sisa-sisa semangat dan
merubah kemarahan menjadi kekuatan, saya akan melakukanya. Saat satu kesempatan
hilang, mungkin di ujung jalan sana masih ada kesempatan yang masih
bersembunyi.
Beberpa hari
ini saya hidup menjadi manusia yang rakus dan tidak menerima kenyataan dari
suatu takdir. Saya berada dalam fase yang rakus, sama seperti 5 bulan yang
lalu. Menjadi orang rakus untuk kedua kalinya dan lagi-lagi saya tidak
mendapatkan apa-apa dari kerakusan itu, saya pikir saya ini benar-benar
menyedihkan. Ketika orang-orang lain menjadi orang rakus dan mencapai
kesuksesan, saya masih menjadi orang rakus yang masih jauh dari kata sukses.
Membandingkan diri
sendiri dengan orang lain itu sama saja dengan menyakiti diri sendiri, tapi
saya masih saja melakukannya. Saat hati ini merasa sangat sesak dan tidak
mengijinkan ruang lebih untuk bernapas, saya ingin menyerah. Tapi seketika saya
tersadar kembali, “menyerah itu bukan jalan akhir”. Saat saya marah dengan
kegagalan dan dilanda krisis semangat, sesaat saya mengingat kembali kata-kata
seorang teman “jika kamu mengalami krisis semangat karena sulit merasakan
kebahagiaan yang kamu punya, bersemangatlah dengan sisa-sisa kemarahan yang ada
dalam dirimu”. Saya akan segera memulainya. Ketika semangatku hilang karena
gambaran mengenai kegagalan, maka saya akan mencoba membangun kembali semangat
yang saya miliki dengan sisa-sisa kemarahan yang ada dalam diri saya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar